Banyak pihak yang skeptis dengan keampuhan piring itu, jadi percaya, saat ia menaburi garam di atas piring yang terisi air, namun rasanya tetap tawar.
"Sudah banyak pejabat yang coba datang," kata dia.
Seseorang pernah menawari untuk membeli piring itu seharga Rp 500 juta. Namun ia menolak.
"Ini tak bisa dibeli," kata dia.
Peninggalan lainnya yang punya nilai sejarah adalah batu bertanda telapak kaki kiri sepanjang 80 sentimeter.
Pasangan dari kaki itu berada di Watu Pinawetengan, hingga memunculkan dugaan jika Desa Batu berhubungan dengan Watupinawetengan.
"Banyak kesamaan diantara keduanya, mungkin Desa ini memainkan sejarah penting dalam berdirinya Minahasa," ujarnya.
Waruga Dotu Rottie, kata dia, berada di pertengahan desa. Waruga itu dijaga oleh Waruga Ruruwares serta Kawuwung, yang berjarak ratusan meter dari situ.
"Waruga Dotu Rottie menghadap ke Barat, sedang dua Panglima Perangnya itu menghadap ke Timur, mereka saling menjaga serta menjaga Desa ini," kata Yan.
Cerita Yan, pada sore jelang malam, sering terlihat dua bidadari berjalan - jalan. Keduanya hendak menjemput para Dotu. Malamnya, para Dotu berjalan - jalan berkeliling Desa.
Lanjut Jerry Sampelan, hukum adat di Desa tersebut melarang warga merusak serta memasuki sejumlah area keramat.
Namun Jerry tak berkeberatan bila tempat itu bisa jadi objek wisata.
"Kami sangat senang, inikan tujuannya baik, demi kemajuan warga sendiri serta Minahasa Utara," bebernya.
Daya tarik lainnya di Desa itu adalah air terjun Kinaapiaan.
Air terjun tersebut, selain indah, juga menyimpan misteri. Tidak diketahui berapa dalam Sungai, tempat jatuhnya air tersebut. (art)
• Traffic Light Perempatan Pasar Lolak Tak Berfungsi, Begini Penjelasan Dishub Bolmong
• Promo Indomaret 10 Maret 2021, Harga Minyak Goreng Murah, Belanja Super Hemat dan Heboh, Cek Katalog
• 7 Fakta Aprilia Manganang, 28 Tahun Menunggu Jadi Laki-laki dan Punya Kakak Perempuan Berotot Kekar