Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID – Pemerintah memberikan Insentif Relaksasi PPnBM untuk Kendaraan Bermotor (KB),
serta untuk sektor Properti berupa PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk Rumah Tapak dan Rumah Susun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, otomotif adalah industri yang padat karya.
Industri otomotif memiliki 1,5 juta orang pekerja langsung dan 4,5 tenaga kerja tidak langsung.
Baca juga: Masyarakat Butuh Rapid Test Antigen, Dinkes Kotamobagu Maksimalkan Upaya Pengadaan
Baca juga: Terbukti Lakukan Pencurian Sepeda Motor, Warga Mahakeret Barat Ini Diamankan Timsus Minut
Baca juga: Diperiksa Kejari, Istri Wali Kota Bitung Kucing-Kucingan dengan Wartawan
Industri Pendukung Otomotif menyumbang Rp 700 triliun pada PDB tahun 2019.
Juga terdapat ±7.451 pabrik yang menghasilkan produk input untuk industri otomotif.
"Karena itu kita perlu mempertahankan basis industri otomotif nasional,” jelas Airlangga saat konferensi pers bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati,
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (01/03/2021).
Baca juga: Sosok Cleaning Service yang Kini Jadi Ketua DPRD Gianyar, Ini Kisahnya
Baca juga: Total Kasus Covid-19 di Minsel Capai 590, Meninggal 39 Orang
Sementara itu, insentif fiskal kepada sektor properti dilandasi oleh fakta bahwa kontribusi sektor properti berupa Real Estate dan konstruksi terhadap PDB selama 20 tahun terakhir terus meningkat, dari 7,8 persen pada tahun 2000, menjadi 13,6 persen pada tahun 2020.
Namun tahun lalu pertumbuhan sektor properti mengalami kontraksi -2,0 persen.
Bahkan sektor konstruksi turun lebih dalam -3,3 persen.
Baca juga: Pemerintah Beri Diskon Pajak Kendaraan Bermotor dan Properti, ini Syarat-syaratnya
“Pekerja di sektor properti juga terus meningkat sejak tahun 2000 sampai dengan 2016 dan sedikit melandai hingga 9,1 Juta di 2019,
namun turun menjadi 8,5 Juta di 2020. Ini yang menjadi pertimbangan pemerintah,” tambah Airlangga.
Oleh karena itu, momentum saat ini dimanfaatkan sebagai peluang untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi, melalui insentif-insentif tersebut agar mampu menggairahkan konsumsi, utamanya masyarakat kelas menengah.
Baca juga: Tiga Jasad Korban Sriwijaya Air Belum Teridentifikasi, Surat Kematian Dibuat, Ini Nama-nama Korban
Baca juga: Joune Ganda dan Kevin William Lotulung Temukan Kendaraan Dinas Tak Bayar Pajak Satu Tahun
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kedua kebijakan ini sifatnya komplementer dan saling
menguatkan dalam menggairahkan konsumsi rumah tangga.
"Ini merupakan bagian yang komprehensif dari paket program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2021 yang mencapai sekitar Rp 699,43 triliun,” ujar Menkeu.
Katanya, PEN 2021 akan diperkuat dan ditingkatkan, di mana alokasi kesehatan meningkat untuk
melanjutkan penanganan Covid-19, pengadaan vaksin dan program vaksinasi.
Alokasi perlindungan sosial dilanjutkan dan dipertajam untuk terus melindungi konsumsi dasar masyarakat miskin dan rentan terdampak.
Baca juga: Kisah Perjuangan Cinta Yakub dan Rahel, Sehingga Memiliki 12 Anak Yang Menjadi Suku Bangsa Israel
Baca juga: Arkana, Daniya & Panca Belum Teridentifikasi, Surat Kematian Dibuat, Identifikasi DVI Polri Ditutup
Alokasi dukungan dunia usaha ditingkatkan untuk mendukung dunia usaha untuk dapat mempertahankan keberlangsungan usahanya, mendukung jump-start aktivitas ekonomi dan mendorong permintaan untuk meningkatkan konsumsi rumah
tangga.
Kedua kebijakan ini diharapkan mampu mendorong konsumsi rumah tangga kelas menengah yang terkendala di tahun 2020 karena pandemi.
Daya beli rumah tangga kelas menengah relatif tidak terdampak oleh Covid-19, tetapi level konsumsinya menurun karena adanya pembatasan mobilitas dan gangguan yang membatasi kepercayaan untuk melakukan aktivitas.
Baca juga: Angel : Pelakor Emang Lagi Musim, Begini Sosok Perusak Rumah Tangga
Hal ini tercermin dari tingkat tabungan di perbankan yang mengalami peningkatan sampai sekitar 11 persen di Desember 2020.
Selain itu, konsumsi rumah tangga untuk subkomponen transportasi dan komunikasi, dan subkomponen perumahan dan perlengkapan rumah merupakan porsi terbesar kedua dan ketiga setelah subkomponen makanan dan minuman.
Konsumsi makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 41,2 persen dari total konsumsi
rumah tangga. Sementara kontribusi konsumsi transportasi dan komunikasi sebesar 20,2 persen dan
kontribusi konsumsi perumahan dan perlengkapan rumah sebesar 13,3 persen.
Baca juga: WASPADA, Notifikasi Terbaru Bakal Muncul di WhatsApp, WA Bisa Diblokir Jika Salah Tanggapi
Terkait itu, berbagai indikator ekonomi terus menunjukkan pemulihan, seperti konsumsi listrik, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur, indeks penjualan ritel, konsumsi semen, serta impor bahan baku dan barang modal.
Di sisi lain, tambahan kasus harian Covid-19 telah mengalami penurunan dalam sebulan terakhir dan program vaksinasi terus berjalan semakin masif.
"Berbagai indikator tersebut menunjukkan peluang pemulihan ekonomi yang harus terus dijaga ritme akselerasinya," kata Airlangga.(ndo)
Baca juga: Tarian Tidi Lo’ayabu Sambut Iskandar Kamaru-Deddy Abdul Hamid di Posigadan
Baca juga: Ada Lomba Vertical Rescue di Basarnas Manado
Baca juga: Felly Runtuwene Ajak Masyarakat Kota Tomohon Sukseskan Pendataan Keluarga 2021
YOUTUBE TRIBUN MANADO: