"Nipah bisa merebak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang tahan terhadap obat," ungkapnya.
Terakhir kali terjadi di Bangladesh dan India
Selama wabah terjadi di Bangladesh dan India, NiV menyebar langsung dari manusia ke manusia melalui kontak dekat baik sekresi mau pun ekskresi.
Di Siliguri, India pada 2001, penularan virus ini juga dilaporkan terjadi di antara para petugas layanan kesehatan, di mana 75 persen kasusnya terjadi di antara staf rumah sakit atau pengunjung.
Dari 2001-2008, sekitar separuh dari kasus yang dilaporkan di Bangladesh disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia melalui pemberian perawatan kepada pasien yang terinfeksi.
Wabah terjadi terakhir di Kerala, negara bagian selatan India pada 2018 dan menewaskan 17 orang.
Saat itu, beberapa negara termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melarang masuknya makanan beku, buah dan sayur olahan yang diimpor dari Kerala untuk sementara waktu karena wabah NiV tersebut.
Penyebab wabah kala itu diyakini otoritas kesehatan bahwa karena mungkin orang-orang meminum jus kurma mentah yang terkontaminasi dengan urin atau air liur dari kelelawar buah yang terinfeksi.
Gejala umum penderita infeksi nipah atau NiV
Ditularkan dari hewan, virus ditemukan dari makanan yang terkontaminasi. Orang yang pernah terinfeksi nipah bisa menularkan ke orang lain.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), NiV mampu menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi asimptomatik hingga penyakit pernapasan akut dan radang otak.
Orang yang terinfeksi bisa mengalami beberapa gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, pusing, sakit tenggorokan.
Beberapa orang bisa mengalami juga pneumonia atipikal dan beberapa masalah pernapasan yang kronis termasuk gangguan pernapasan akut.
Pada kasus yang sangat parah, orang yang terinfeksi bisa mengalami kejang yang menyebabkan koma dalam waktu 24-48 jam.
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul BELUM Rampung Covid-19, Epidemiolog Sebut Virus Nipah Berpotensi Jadi Pandemi, Kenali Gejalanya!