Virus Nipah

Ancaman Belum Berakhir, Virus Nipah Berpotensi Jadi Pandemi Baru

Editor: Erlina Langi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Virus Nipah yang berpotensi menjadi pandemi baru mengancam manusia

Termasuk belum adanya vaksin untuk mengatasi pandemi dari virus Nipah tersebut, walaupun virus ini disebut sudah terdeteksi lama.

Belum ada obat yang bisa menghandle penyakit ini, yang tentunya akhirnya bisa menyebabkan situasi menjadi buruk," katanya.

Dicky mengatakan bahwa masuknya dunia ke era pandemi salah satunya disebabkan oleh perilaku manusia sendiri yang mengabaikan keseimbangan alam.

Dengan pembabatan hutan dan perilaku yang tidak harmonis antara manusia dan alam membuat dunia semakin rawan terhadap pandemi.

"Perubahan iklim makin memperburuk situasi," katanya.

Ia menjelaskan bahwa di dunia ada sekiranya 1,6 juta jenis virus dimana sekitar 800 ribu virus menyebabkan infeksi.

Namun manusia hanya baru mengetahui atau meneliti 1 persen virus di dunia, dimana salah satunya ancaman virus Nipah.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa perilaku kehidupan normal baru (new normal) di masyarakat harus dilakukan untuk mencegah bermacam wabah.

Pemerintah juga diimbau mempersiapkan sarana prasarana kesehatan yang memadai untuk mengantisipasi atau mencegah ancaman virus yang dapat menjadi pandemi lainnya.

"Virus Nipah ini salah satu penyakit yang paling ditakuti, karena kombinasi masa inkubasi yang lama dan angka kematian yang tinggi, dapat menyebabkan setengah penduduk wilayah habis jika ini tidak dicegah dari awal," ujarnya.

Inilah yang Terakhir Kali Terjadi Ketika Virus Nipah Menyebar

Selama 22 tahun terakhir, wabah sporadis virus nipah, sebuah penyakit menular yang baru muncul telah memicu kekhawatiran pakar ahli virus dan otoritas kesehatan internasional.

Mengutip Al Arabiya, pertama kali virus nipah atau NiV diketahui pada 1999 ketika terjadi di antara peternak babi di Malaysia. Pada beberapa tahun berikutnya, virus itu dilaporkan ada di seluruh negara Asia.

Kini, setelah virus itu merebak di China dengan tingkat kematian hingga 75 persen, virus itu berpotensi menjadi pandemi besar berikutnya.

Direktur Eksekutif Access to Medicine Foundation yang berbasis di Belanda, Jayasree K Iyer mengatakan bahwa penyakit menular NiV menimbulkan kekhawatiran besar.

Halaman
123

Berita Terkini