Berita Heboh

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Virus Nipah, Gejala Bervariasi hingga Radang Otak

Editor: Alexander Pattyranie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Kelelawar

Virus disebut memiliki tingkat kematian 75 persen dan belum ditemukan vaksinnya.

"Indonesia harus selalu waspada terhadap potensi penularan virus nipah dari hewan ternak babi

di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto melansir Tribunnews.com.

Ia menuturkan, dari beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya kelelawar buah bergerak secara

teratur dari Semenanjung Malaysia ke Pulau Sumatera khususnya Sumatera Utara yang

dekat dengan Malaysia.

"Sehingga ada kemungkinan penyebaran virus Nipah melalui kelelawar atau melalui

perdagangan babi yang ilegal dari Malaysia ke Indonesia," ujarnya.

Virus Nipah menyebar pertama kali di Malaysia pada 1999.

Diduga hampir 300 orang tertular virus itu dari kawanan babi yang terinfeksi.

Babi itu diduga sakit karena terjangkit Virus Nipah, setelah menyantap sisa buah yang dimakan

oleh kelelawar dari famili Pteropodidae yang membawa virus itu.

Meski demikian Didik menegaskan, sampai saat ini kasus virus nipah belum pernah ditemukan di Indonesia.

"Sampai saat ini kejadian infeksi virus nipah belum pernah dilaporkan di Indonesia," tegas Didik.

Halaman
1234

Berita Terkini