TRIBUNMANADO.CO.ID -Rekor menarik kembali dipecahkan oleh gerakan penggalangan dana untuk pendidikan melalui jalur olahraga: 3.001 pelari, pejalan cepat, penyepeda menempuh akumulasi jarak 424.398 kilometer (km) selama 31 hari.
Jarak tersebut setara 10,6 kali mengitari bumi.
Berlangsung selama 31 hari pada Desember 2020, gerakan belarasa Lari dan Gowes Caritas Christmas Cross Challenge 2020 (LG4C) berhasil menghimpun donasi sebesar Rp 6.114.950.000.
Seluruh hasil donasi disumbangkan bagi para guru honor prasejahtera di luar Jawa. Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia (AAJI) bersama dengan Yayasan KARINA-KWI,
Komisi Pendidikan KWI dan Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD-KAJ) menggagas gerakan belasarasa ini di Indonesia serta 17 negara di wilayah Eropa, Amerika, Asia, serta Timur Tengah.
Christiano Hendra Wishaka, Ketua Panitia Pelaksana LG4C menyatakan:
”Kita bersyukur pada Tuhan serta berterimakasih kepada 3001 pelari, pejalan kaki, penyepeda, serta segenap dermawan atas partisipasi maksimal mereka,” kata Hendra pada pada Minggu ( 17/01/2021)
“Tingginya semangat berbagi secara nyata melalui LG4C, amat menggembirakan serta membangkitkan optimisme di tengah beratnya masa pandemi,” kata Hendra melanjutkan.
Yayasan KARINA, lembaga kemanusiaan di bawah payung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengatur penyaluran donasi.
Yayasan ini menjalankan Program Bantuan Pendidikan bersama Komisi Pendidikan KWI dan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi KWI.
Dalam percakapan dengan tim media LG4C pada Minggu, (17/01/2021), Direktur Eksekutif Yayasan KARINA KWI, Dr. Fredy Rante Taruk Pr. mengatakan hasil donasi akan disalurkan secara cepat dan tepat. Laporan penyaluran akan diterbitkan secara bertahap hingga Desember 2021.
“Donasi utama diberikan kepada sekitar 2000-an guru honor prasejahtera. Sisanya disalurkan untuk perbaikan sekolah-sekolah rusak di wilayah 27 provinsi Indonesia,” ujar pastor yang disapa Romo Fredy.
Menurut Fredy, KARINA-KWI akan berupaya maksimal agar seluruh donasi benar-benar sampai ke tangan mereka yang paling membutuhkan.
“Ini dana publik yang harus dikelola dengan akuntabel, akurat, transparan”, ujar doktor bidang ekonomi bisnis ini menegaskan.
Terkait penerima bantuan, KARINA-KWI bekerjasama dengan Komisi Pendidikan KWI melakukan seleksi dan verifikasi.