Udin mengatakan dengan penutupan permanen ini dukuh Siboto akan menjadi kampung terisolir dan kampung yang mati.
"Masyarakat akan terpinggirkan dari kegiatan perekonomian, masyarakat akan tertinggal pendidikannya dan masyarakat akan menanggung beban dengan penutupan ini."
"Kami mohon Pemerintah daerah bisa memfasilitasi keluhan kami kepada PT KAI," ucap Udin.
Pihaknya hingga kini juga telah berupaya melayangkan surat kepada Bupati Sragen agar membantu pembukaan akses kembali untuk warga.
Termasuk mengirimkan surat kepada PT KAI Daop VI Yogyakarta untuk permohonan pembukaan kembali jalan Siboto.
"Kami sudah mengirimkan surat ke Pemkab. Semoga bisa membantu agar jalan ini kembali di buka. Kalau tidak dibuka kami akan demo ke Pemkab," tandas Udin.
Sementara itu, Pemkab Sragen sendiri telah melakukan rapat tertutup bersama PT KAI, Dinas perhubungan Jateng dan organisasi perangkat desa lainnya.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati memutuskan pihaknya akan bersurat kepada Ditjen Perkeretaapian agar palang permanen di Siboto segera dibuka kembali.
Jalur tersebut akan dijaga sukarela swadaya selama 24 jam sebagai upaya antisipasi agar tidak terjadi kecelakaan lagi. (uti)
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: abduh imanulhaq
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kecelakaan Maut Lagi di Perlintasan Kereta Tanpa Palang Sragen, Mbah Suraji Meninggal Motor Ringsek, https://jateng.tribunnews.com/2020/12/18/kecelakaan-maut-lagi-di-perlintasan-kereta-tanpa-palang-sragen-mbah-suraji-meninggal-motor-ringsek?page=all.