Bahkan, Jansa mencuitkan ucapan selamat kepada Trump pada Rabu (4/11/2020) lalu, jauh sebelum penghitungan suara hampir selesai.
Sejak saat itu, dia berulang kali menuding kecurangan pemilihan yang dilakukan oleh Partai Demokrat.
Namun, pada Sabtu (7/11/2020) lalu, Jansa menunjukkan bahwa AS adalah mitra strategis Slovenia.
Dia mengatakan, hubungan persahabatan antara AS dan Slovenia akan tetap terjalin, siapa pun presidennya.
Meskipun begitu, Jansa belum mengucapkan selamat kepada Biden.
Padahal, para pemimpin Slovenia lainnya, termasuk Presiden Borut Pahor, mengucapkan selamat kepada Joe Biden.
3. Menteri Dalam Negeri Estonia, Mart Helme
Mart Helme mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (9/11/2020) kemarin setelah dia dan putranya, Menteri Keuangan Martin Helme, membuat tuduhan tentang kecurangan dalam Pilpres AS di sebuah acara bincang-bincang radio pada Minggu (8/11/2020) sebelumnya.
Helme juga menggencarkan tuduhan korupsi yang tidak berdasar terhadap Joe Biden dan putranya, Hunter Biden.
"Tidak ada gunanya membicarakan demokrasi atau supremasi hukum apa pun jika pemilu bisa begitu terang-terangan dicurangi secara masif," ujar Helme.
4. Presiden Brasil, Jair Bolsonaro
Bolsonaro sering dianggap sebagai sekutu Trump, sehingga dijuluki sebagai "Trump of the Topics."
Oleh karena itu, tak mengherankan jika Bolsonaro belum memberi selamat kepada Biden.
Laporan media Brasil yang mengutip sumber-sumber pemerintah mengabarkan, Bolsonaro berencana untuk menunggu hasil dari gugatan hukum Trump atas Pilpres AS.
5. Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador