TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Program Kuota Internet dari pemerintah yang mendukung proses pembelajarak jarak jauh (PJJ), ternyata belum sepenuhnya dinikmati peserta didik.
Sejumlah orang tua mengaku pemberian kuota Internet melalui pihak sekolah, tidak mulus setiap bulannya.
Kondisi ini membuat pusing orangtua.
"Sejak PJJ ini berlangsung dan pemerintah memberikan bantuan kuota internet tahap pertama September 2020, kami hanya sekali terima 3 Gigabite," keluh Isabelle Ani orang tua siswa.
Dari kalkulasi dan hitung-hitungan, dalam 1 bulan butuh 5 Gigabite kuota internet untuk proses belajar dalam jaringan (daring).
Baca juga: Pjs Bupati Minut Clay Dondokambey Kukuhkan Dua Plt Kepala Dinas
Baca juga: Mayoritas Pemilih Golkar dan Gerindra Meyakini Olly-Steven Sulit Dikalahkan
Baca juga: Balita Malaysia Terseret Ombak, Ditemukan Tewas di Perairan Indonesia, 10 Mil dari Lokasi Kecelakaan
Kebutuhan itu bisa lebih, tergantung tugas yang diberikan. Kalau tugas keterampilan tentunya harus mengaktifkan youtube untuk mencari referensi.
"Untuk biaya yang digelontorkan mulai dari Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu tiap bulan," tandasnya.
Sulthe Malamtiga orang tua siswa di Kelurahan Manembo-Nembo bilang, setiap bulan mendapat 14 Gigabite kuota internet.
Lona Pandean orang tua siswa lainnya mengatakan, mendapat 10 Gb.
Baca juga: CEP - SSL Ngos-Ngosan Kejar Olly-Steven, Dua Bulan Elektabilitas Naik 5 Persen
Namun yang menjadi kekuatiran selain jumlahnya dan tidak menentu kapan pemberian, muncul persoalan apakah kuota internet itu di pakai untuk belajar atau malah main game.
"Jadi anak saya ketika belajar pakai kuota internet. Kalau mau main game pakai Wifi," jelas Lona.
Untuk itu harus dilakukan pembinaan terhadap mental anak.
Bersyukur dia berhasil melakukan pembinaan mental dari sekolah cukup berhasil.
Baca juga: Strategi Coattail Effect Olly Dondokambey Tarik Dukungan Pilkada, Ini Analisa KCI-LSi Network
Tentu pengawasan dengan koordinasi dari orang tua dan sekolah dalam hal ini wali kelas harus intens.
Ada atau tidak kuota gratis dia komitmen anak harus sekolah, dengan sistem pembelajaran daring.