TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Dosen Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Ferry Daud Liando mengatakan bahwa dukungan Partai Gerindra pada PDI Perjuangan (PDIP) tidak hanya terjadi di Sulawesi Utara (Sulut).
Hal ini ia sampaikan saat dihubungi Tribun Manado, Rabu (8/7/2020).
Dukungan Gerindra terhadap PDIP pada Pilkada tidak hanya terjadi di Sulut.
Koalisi PDIP dan Gerindra di Pilkada merupakan kerjasama awal untuk rencana besar pada Pemilu 2024.
Baik PDIP maupun Gerindra sama-sama saling diuntungkan untuk kerjasama itu.
Sementara itu, hingga kini belum ada figur yang bisa diusung pada Pilpres 2024.
PDIP sepertinya juga belum ada nama yang bisa dijual.
Sehinga untuk mengamankan agar PDIP tetap berkuasa maka koalisi dengan Gerindra merupakan hal yang menguntungkan.
Pada Pemilu 2019, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mendapat 44,50 persen total suara sah nasional atau 68.650.239 suara, sebuah pencapaian yang sangat bagus.
Jika mengacu hasil perolehan suara ataupun kursi partai politik (parpol), tidak ada satu parpol pun yang memenuhi syarat ambang batas pencalonan Presiden.
Parpol yang mendekati atau bisa mencapai hanyalah PDIP.
Kemungkinan yang bisa terjadi adalah munculnya calon lebih dari dua pasang pada Pilpres 2024.
Dengan demikian jika calon lebih dari dua pasang, UUD 1945 Pasal 6A ayat 3 menyebutkan bahwa Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia yang dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Mencari tambahan 7 persen suara agar bisa mencapai di atas 50 persen mungkin tidak akan terlalu sulit bagi Prabowo.
Kemudian pada tahun 2024, selain akan digelar Pilpres, di waktu yang sama akan juga digelar Pilkada serentak untuk memilih 34 gubernur dan 504 bupati/wali kota.
Parpol-parpol yang mendukung Joko Widodo pada Pilpres tahun ini kemungkinan besar tidak lagi akan bertahan.
Sebab, kompetisi Pilkada akan mengakibatkan parpol-parpol ini saling berhadap-hadapan.
Jika saja Gerindra mampu mempertahankan partai sekutunya PKS maka kedua parpol itu memiliki total kursi hasil pemilu 2019 sebanyak 128.
Angka itu artinya kedua parpol ini memenuhi syarat ambang batas untuk mencalonkan Presiden dan wakil Presiden di tahun 2024 (jika UU pemilu tentang ambang batas tidak di revisi).
Satu-satunya yang bisa menghambat Prabowo pada kompetisi Pilpres 2024 adalah soal usia.
Saat itu Prabowo sudah memasuki usia 72 tahun, tentu bukan muda lagi.
Namun, di sejumlah negara, menjadi pemimipin negara, usia tidak menjadi hambatan.
Di negeri tetangga Malaysia, Mahathir Muhamad terpilih sebagai perdana menteri lewat pemilu pada usia 92 tahun.
Pemilu 2020 di Amerika Serikat, Donald Trump sepertinya akan berhadapan dengan lawan berat.
Trump akan ditantang Joe Biden, mantan Wapresnya Barack Obama.
Jika terpilih Joe akan berusia 77 tahun. Selain itu, ada juga Robert Gabriel Mugabe Presiden Zimbabwe yang berusia 94 tahun.
Dari uraian ini tentu memberikan peluang bagi Prabowo apalagi saat itu lawan bebuyutannya Joko Widodo tidak lagi akan berkompetisi.
(Ang)