Namun setelah orang-orang Moab datang lagi, Bileam diberi izin untuk pergi asalkan hanya mengucapkan apa yang diperintahkan oleh Allah.
Tanpa diminta lagi oleh orang Moab, Bileam berangkat, sehingga membuat Allah marah.
Allah mengirimkan malaikat-Nya menghadang di jalan yang dilalui Bileam, tetapi 3 kali keledai Bileam menghindarinya, meskipun Bileam yang tidak bisa melihat malaikat itu memukulnya.
Pada kali ketiga, keledainya tiba-tiba dapat berbicara dan memprotes Bileam yang memukulnya tiga kali.
Barulah saat itu Bileam dapat melihat malaikat yang membawa pedang terhunus siap membunuhnya. Bileam diperingatkan untuk hanya mengatakan apa yang diperintahkan oleh Allah.
Orang-orang Israel sudah hampir siap untuk memasuki negeri Kanaan.
Keledai Bileam Bicara
Balak, raja dari Moab, takut kepada orang-orang Israel. Maka ia memanggil seorang yang pandai bernama Bileam untuk mengutuki orang-orang Israel.
Balak berjanji untuk memberikan banyak uang kepada Bileam, maka Bileam menaiki keledainya dan berangkat menemui Balak.
Tuhan tidak ingin agar Bileam mengutuki umat-Nya. Maka Ia mengirim malaikat dengan sebuah pedang panjang untuk berdiri di jalan menghentikan Bileam.
Bileam tidak dapat melihat malaikat itu, tetapi keledainya dapat. Maka keledai itu terus berusaha untuk mengelakkan malaikat itu, dan akhirnya keledai itu meniarap saja di jalan.
Bileam marah sekali, dan memukulnya dengan kayu.
Kemudian Tuhan menyebabkan Bileam mendengar keledainya berbicara kepadanya. ’Apakah yang kulakukan kepadamu sehingga engkau memukulku?’ tanya si keledai.
’Engkau telah mempermainkan aku,’ kata Bileam. ’Seandainya aku ada pedang, aku akan membunuhmu!’
’Pernahkah aku berbuat demikian kepadamu?’ tanya si keledai.