Cerita Alkitab

KISAH Bileam, Seorang yang Disadarkan Keledai untuk Tak Mengutuk Israel, Malaikat Hampir Membunuhnya

Penulis: Rhendi Umar
Editor: Rhendi Umar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KISAH Bileam, Seorang yang Disadarkan Keledai untuk Tak Mengutuk Israel

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bileam bin Beor adalah seorang tokoh yang dicatat dalam kitab Taurat di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, maupun di Perjanjian Baru.

Kisah hidupnya dicatat terutama dalam Kitab Bilangan pasal 22-24. Tempat tinggalnya di Petor yang di tepi sungai Efrat, atau "Petor di Aram-Mesopotamia".

Yosefus, sang sejarawan, menyebut dia "seorang peramal" (tukang tenung), orang yang memiliki kemampuan meramal dan sihir. Ucapan Balak kepadanya dalam Bilangan 22:6 dimaksudkan untuk membujuk dia dan membuat dia menuruti kehendaknya.

Tetapi, ternyata Bileam mengenal Allah yang Esa dan Sejati.

Seorang penafsir menulis: "Dia memiliki karunia-karunia yang tinggi serta intuisi tentang kebenaran - singkatnya, dia adalah seorang penyair dan nabi.

Dia sendiri mengaku memperoleh karunia-karunia itu dari Allah.

Tetapi, dia merasa bangga atas keberhasilannya itu, kemudian menjadi sombong dan menganggap karunia-karunia itu adalah miliknya sendiri dan dapat dipakai untuk maksud-maksudnya sendiri, menjadikannya barang dagangan untuk memperoleh kekayaan dan kehormatan.

Tetapi, ketika dia menerima pesan tua-tua (tokoh-tokoh) masyarakat Moab dan Midian, dan tergoda meraih kesempatan besar untuk keuntungannya sendiri, dia mendapat peringatan ilahi bahwa tindakan-tindakannya akan dibatalkan.

Seperti ditunjukkan oleh cerita dalam Alkitab, Allah campur tangan dan kepintaran dari nabi yang keras hati serta keras kepala ini dengan pengaruh ilahi menjadi alat sehingga pesan dengan kekuatan serta kecerdikan luar biasa ini, menjadi relevan dengan tujuan bangsa Yahudi dan dihargai oleh gereja di seluruh dunia.

Kisah utama mengenai Bileam terjadi ketika bangsa Israel berkemah di dataran Moab, di daerah seberang sungai Yordan dekat Yerikho, di akhir 40 tahun perjalanan dari tanah Mesir menuju ke tanah Kanaan, sebelum Musa mati dan bangsa Israel melintasi sungai Yordan untuk masuk ke tanah Kanaan.

Bangsa Israel baru saja mengalahkan 2 orang raja: Sihon, raja orang Amori, dan Og, raja Basan. 

Balak bin Zipor, raja Moab dan orang-orang Moab menjadi gentar (Bilangan 22:2), maka Balak mengirim utusan yang terdiri dari para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian, dengan membawa di tangannya upah penenung, memanggil Bileam untuk datang mengutuki orang Israel (Bilangan 22:4-5).

Tidak jelas dalam teks Masoret dan Septuaginta di negara mana Bileam tinggal, kecuali dikatakan "dari Aram",

meskipun Taurat Samaria, Vulgata, dan Peshitta Siria semuanya menyebutnya dari Amon.

Mula-mula Bileam tidak mau pergi, karena dalam mimpi dilarang oleh Allah.

Halaman
123

Berita Terkini