Tips Hadapi Virus Corona

Pasien Covid-19 yang Berat Bisa Alami Sesak Napas Menetap, Ini Penjelasan Dokter

Editor: Isvara Savitri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi sesak napas

TRIBUNMANADO.CO.ID, KESEHATAN - Beberapa orang mungkin bertanya-tanya bagaimana kondisi atau fungsi paru-paru pada pasien Covid-19 setelah sembuh.

Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), DR. dr. Agus Dwi Susanto, Sp. P(K), FISR, FAPSR, menjelaskan 81 persen penderita Covid-19 memiliki gejala ringan.

Ia mengatakan jika dari 81 persen pasien ini sembuh, kemungkinan besar mereka tidak memiliki gejala sisa atau sequelae, yang berarti gejala-gejala sakit akibat Covid-19 akan hilang ketika sudah sembuh.

“Mereka dapat seperti orang normal lagi,” kata dr. Agus saat menjadi pembicara dalam Diskusi Online “Ramai-ramai Surati Presiden: Perkuat Penanganan Covid-19 Melalui Rumah Tanpa Rokok” yang diadakan AJI Jakarta, Selasa (12/5/2020) malam.

Bagaimana dengan kasus Covid-19 yang berat?
dr. Agus mengungkapkan, tak seperti pada kasus Covid-19 yang ringan, pada kasus Covid-19 yang berat bahkan yang masuk critical ill, pasien yang berhasil survive dan sembuh masih mungkin memiliki gejala sisa.

“Pada beberapa kasus yang berat akan menimbulkan gejala sisa atau sequelae,” jelas dr. Agus.

Gejala sisa yang dimaksud, yakni bisa berupa terjadinya penyakit fibrosis paru. Kondisi di mana jaringan paru menjadi jaringan parut.

“Fibrosis paru, yaitu terjadinya jaringan parut kekakuan pada paru-paru,” terang dr. Agus.

Kekakuan pada organ paru-paru inilah yang menyebabkan terjadinya oksigen tidak bisa masuk ke dalam pembuluh darah.

Dia menerangkan, gejala dari kondisi fibrosis paru ini adalah pasien akan mengalami sesak napas yang menetap.

Kondisi itu terjadi karena oksigen yang tidak bisa berdifusi atau masuk ke dalam pembuluh darah sehingga organ-organ tubuh cenderung kekurangan oksigen secara kronik.

“Sehingga gejalanya adalah sesak yang menetap,” tutur dr. Agus.

Adanya temuan kasus fibrosis paru
Dia menyampaikan, kalau sudah terjadi fibrosis paru yang menetap ini, kondisi pasien Covid-19 tidak bisa kembali normal meski telah dinyatakan sembuh.

“Tapi memang sampai sejauh ini, data internasional itu belum ada, berapa persen sih dari kasus berat yang bisa survive kemudian mengalami terjadinya fibrosis paru,” jelas dia.

Meski demikian, dr. Agus menyatakan, dirinya dan beberapa rekan dokter di Jakarta sudah mendapati atau memiliki kasus tersebut.

Halaman
12

Berita Terkini