Sosok Tokoh

Kisah Masa Kecil Jenderal Polisi ini Memilukan, Ingusan dan Cacingan, Kini Nazarnya Tewujud

Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irjen Martuani Sormin dan Risma, istrinya.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Masa depan seseorang, siapa yang bisa menduga.

Jenderal polisi yang satu ini masa kecilnya memperihatikan.

Namun, siapa menduga kesuksesan yang diraihnya saat dewasa karena perjuangan dan tekad yang kuat meraih impiannya.

Sosok tersebut yakni Irjen Pol Martuani Sormin yang kini menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara.

Kisah ini dia ceritakan saat Polda Sumut menggelar bakti sosial dan kesehatan di Desa Pakpahan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Selasa (3/3/2020).

Kapolda Irjen Pol Martuani Sormin mengaku sangat bahagia dapat hadir dan menggelar pelayanan di tengah masyarakat pada tanah kelahirannya.

"Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan dalam diri saya," ujarnya di hadapan 2 ribuan warga Desa Pakpahan-Kecamatan Pangaribuan.

Irjen Pol Martuani bercerita banyak di hadapan masyarakat terkait masa kecilnya, perjalanan karirnya, hingga dipercaya oleh pimpinan tertinggi Polri untuk menjabat sebagai Kapolda Sumut.

Mantan Kapolda Papua ini mengisahkan, saat kecilnya sekira tahun 1967, kondisi kecil kekanakannya yang masih ingusan, dan cacingan menempuh pendidikan SD di Dusun Lobu Sonak, Desa Lumban Sormin, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara.

Berlari-lari mengejar helikopter yang saat itu mendarat di desanya, hingga menjadi sebuah nazar baginya untuk mendarat dengan sebuah heli di tempat yang sama.

"Itu apa adanya, sekarang aja anak-anak sudah bersih, sehat. Dulu, saya ingusan, cacingan. Tapi saya sekolah dan rajin belajar. Siapa menduga anak kampung jadi Jenderal," kenangnya.

Menurutnya, kisah kanak-kanaknya dengan segala kesusahan pada masa itu mampu melahirkan dirinya yang sukses menjadi seorang Jenderal.

Sang Jenderal menyempatkan diri menyambagi barisan anak SD yang hadir dalam kegiatan itu sembari menanyai satu persatu cita-citanya dan menekankan pentingnya sekolah dan bertekun dalam belajar.

"Tahun 1967, saya berlari-lari mengejar heli dengan satu tangan memegang baju, satunya lagi mengelap ingus, 50 tahun kemudian saya mendarat dengan helikopter, itulah nazar saya," ungkapnya.

Irjen Martuani juga mengutip isi firman dalam Alkitab soal meminta apa yang sesuai dengan kebutuhan serta meminta pertolongan Yang Kuasa dalam perjalanan hidup.

Halaman
123

Berita Terkini