Dalam kondisi normal, empedu memiliki bahan kimia untuk melarutkan kolesterol yang dikeluarkan organ hati.
Namun, saat hati terlalu banyak mengeluarkan kolesterol daripada kapasitas bahan kimia empedu, kelebihan kolesterol yang tidak larut dapat membentuk kristal dan akhirnya menjadi batu.
2. Bilirubin dalam empedu terlalu banyak
Bilirubin merupakan bahan kimia yang diproduksi tubuh untuk memecah sel darah merah.
Gangguan kesehatan seperti sirosis hati sampai infeksi saluran empedu dapat memicu hati memproduksi bilirubin terlalu banyak.
Kelebihan bilirubin tersebut berkontribusi pada pembentukan batu empedu.
3. Kantung empedu tidak sepenuhnya kosong
Seperti yang diulas di atas, kantong empedu dapat melepaskan cairan empedu yang dihasilkan organ hati.
Jika kantong empedu cukup sering tidak menguras keseluruhan isinya, empedu dapat mengental dan mengeras membentuk batu empedu.
Faktor risiko penyakit batu empedu
Melansir Healthline, penyakit batu empedu dapat terkait pola makan. Namun, beberapa faktor risiko lainnya tidak dapat dicegah. Antara lain:
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Suka makan makanan tinggi lemak dan rendah serat
- Berat badan turun drastis
- Penderita diabetes melitus
- Perempuan
- Punya riwayat keturunan penyakit batu empedu
- Usia lebih dari 60 tahun
- Punya sirosis hati
- Hamil
- Mengonsumsi obat penurun kolesterol
- Mengonsumsi obat yang mengandung hormon estrogen
Kendati beberapa obat memiliki efek samping dapat menyebabkan batu empedu, jangan buru-buru menyetop penggunaannya. Kecuali atas arahan dokter.
Diagnosis batu empedu
Penyakit batu empedu dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik pasien oleh dokter. Ada juga serangkaian tes. Antara lain:
- Ultrasonografi (USG)
- CT scan di perut
- Tes radionuklida di batu empedu
- Tes darah untuk mengecek kadar bilirubin dalam darah
- Endoskopi
Pengobatan penyakit batu empedu
Beberapa kasus batu empedu tidak perlu tindakan medis, ketika penyakit ini tidak memicu rasa sakit.