TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang atlet wushu, Edgar Xavier Marvelo, secara khusus disebut oleh Ketua Umum Partai Golkar yang juga Manteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, di depan Presiden Joko Widodo.
• Golkar Yakin Imba Tak Terganjal PKPU: Larangan Eks Napi Korupsi Maju Pilkada
Saat itu, Selasa (3/12), Airlangga sedang berpidato dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) X Partai Golkar di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Airlangga menyebut ada atlet wushu yang meraih dua medali emas di ajang SEA Games, Manila, ketika sang ayah meninggal dunia di Jakarta.
"Medali emas tersebut disumbangkan oleh anak muda milenial, bernama Edgar Marvelo, umur 21 tahun. Satu emas dari perorangan dan, kedua, beregu (diraih), dalam suasana berduka.
Karena tadi malam (Senin malam) ayahnya meninggal dunia," ujar Airlangga yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia.
Edgar baru bisa melihat jenazah ayahnya pada Rabu, setelah terbang dari Manila. Kabar duka itu bermula ketika pada Selasa Selasa subuh Edgar dibangunkan pelatih dan managernya.
Mereka menyerahkan sebuah telepon genggam kepada Edgar. Perasaannya mulai tak enak. "Saya angkat telepon, ternyata dari koko (kakak). Koko bilang papa dibawa ke rumah sakit karena serangan jantung," kata Edgar saat ditemui di Rumah Duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Rabu.
Lewat ponsel itu Edgar mendapat kabar sang ayah, Lo Tjihian Meng, sudah tak sadarkan diri. Tak lama kemudian, lewat telepon genggam yang menghubungkan Manilla dan Jakarta, Edgar mendengar embusan napas terakhir sang ayah.
• Peluang Tetty Jadi Bendum Golkar Terbuka: Airlangga Susun Pengurus DPP
"Papa sudah berjuang maksimal, kini saatnya saya yang berjuang. Saya kuatkan fisik dan mental untuk membuktikan pada papa. Beliau pernah berpesan, apapun yang terjadi jangan pernah berhentidari wushu," kenang Edgar.
Ternyata ia dapat membuktikan tekadnya, meraih medali emas dengan total poin 19,36 di nomor individu dan beregu. Berikut petikan wawancara khusus Tribunnews Network dengan Edgar Xavier Marvelo:
Anda mendapatkan kabar duka sebelum bertanding, bagaimana Anda menguatkan diri?
Bukan sedikit berat atau apa, tapi berat sekali. Itu pikiran ke mana-mana, namanya juga kehilangan ayah. Namun pelatih dan semua official memberi support. Mereka bilang, "Ini buat papa.Nangis saja, luapkan semua, setelah itu kita harus siap."'
Jadi itu final hari kedua sama hari ketiga nilainya digabung. Hari kedua sudah mendapat peringkat pertama dan digabung di hari ketiga. Itu bertanding dua nomor.
Pada saat bertanding, apakah sempat ada bayang-bayang wajah papa di benak Anda?
Sebelum masuk lapangan, sesudah masuk lapangan, bayangan yang ada di pikiran saya hanya papa. Hanya saat pertandingan saya harus konsentrasi penuh karena pertandingan wushu rawan cedera dan gagal kalau kita tidak konsen. Saat masuk lapangan itu sudah konsentrasi penuh.
Bagaimana perasaan Anda ketika mendapat medali emas?
Pasti senang ya, akhirnya bisa membuktikan kepada papa bahwa anaknya bisa menghadapi ujian yang Tuhan kasih. Papa meninggalkan saya sebelum bertanding, itu semua bisa terlewati dan bisa membuahkan hasil.