Berita Religi

Uskup Rolly Persembahkan Misa Perayaan 100 Tahun Prefektur Apostolik Sulawesi

Penulis:
Editor: Alexander Pattyranie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Uskup Rolly Persembahkan Misa Perayaan 100 Tahun Prefektur Apostolik Sulawesi

Iman Katolik di sana dirintis Uskup Servatius (384) kemudian ada Uskup Domitianus (535) di Selatan Belanda.

Iman berkembang pesat oleh Santo Wilibrodus (658-739) dan Bonifasius (675-754) di bagian Belanda Utara. Perkembangan iman itu harus mengalami masa kegelapan ketika Belanda menjadi republik dan aktivitas iman Katolik dilarang tahun 1580-an.

Gereja mandiri harus menjadi daerah misi lagi dengan nama "Prefektur Apostolik Batavia (Holland Mission)" tahun 1582.

Situasi politik ini sedemikian memengaruhi lenyapnya kekatolikkan di Nuzantara apalagi dengan kedatangan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) 1619.

Ia mengatakan Tuhan tetap menyertai.

Iman telah dipelihara sekelompok umat.

8 Mei 1807 ada penetapan prefektur apostolik Hindia Belanda yang berkedududukan di Batavia.

Setelah itu setelah dianggap layak tanggal 3 April 1841 ditetapkan menjadi Vikariat apostolik Batavia.

Dengan mulai adanya kebebasan beragama tarekat SJ kemudian memberi peran.

Pastor Yohanes de Vries SJ lalu mewartakan iman di Nuzantara maupun di "Sulawesi Utara" tahun 1868 setelah sebelumnya berhenti

Hanya dalam kurun waktu 51 tahun (1868-1919), karena benih iman Katolik ini tumbuh dan berkembang daerah ini (Sulawesi) mendapat perhatian istimewa dan menjadi Prefektur Apostolik Celebes.

Paus Benedictus XV meneguhkan dalam dekrit prefektur apostolik Celebes 19 November 1919.

Dalam sejarah ini merupakan prefektur apostolik kelima dari empat yang sebelumnya yang ditetapkan sebelumnya.

Prefektur pertama ialah
Nouva Guinea Olandese (Hindia Belanda) di Langgur tahun 1902

Kemudian Prefektur Apostolik Borneo Olandese di Pontianak 1905, Prefektur Apostolik Sumatera di Medan (1911) dan Prefektur Apostolik "Isole della Picolla Sonda" di Ende (1913)

Halaman
123

Berita Terkini