Tragedi Bintaro 1987

7 Fakta Tragedi Bintaro 1987: Hendak Menolong, Petugas Malah Disoraki Penumpang saat Kejar Kereta

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejarah Indonesia: Sederet Fakta-fakta Tragedi Bintaro 1987

Di dekat tikungan melengkung Tol Bintaro, tepatnya di lengkungan "S", berjarak kurang lebih 200 m setelah palang pintu Pondok Betung dan kurang lebih 8 km sebelum Stasiun Sudimara.

Kedua kereta sarat penumpang itu hancur, terguling, dan ringsek.

Kedua lokomotif dengan seri BB303 16 dan BB306 16 rusak berat.

Jumlah korban jiwa meninggal sebanyak 156 orang dan ratusan penumpang lainnya luka-luka.

Setelah diselidiki, kecelakaan terjadi karena faktor manusia.

Dan, inilah fakta-fakta terkait kecelakaan tragis tersebut seperti dirangkum TribunTravel.com dari berbagai sumber:

1. PPKA Sudimara sempat kejar kereta

Saat KA 225 Jurusan Rangkasbitung-Jakartakota berangkat dari Stasiun Sudimara, padahal semestinya dilangsir di jalur 3, semua petugas di stasiun itu kaget.

Beberapa ada yang mengejar kereta itu menggunakan sepeda motor.

PPKA Sudimara, Djamhari, mencoba memberhentikan kereta dengan menggerak-gerakkan sinyal, namun tidak berhasil.

Dia pun langsung mengejar kereta itu dengan mengibarkan bendera merah.

Ironisnya, penumpang yang berada di atap kereta menyoraki Djamhari, bahkan ada yang tertawa-tawa.

Merasa sia-sia, Djamhari pun kembali ke stasiun dengan sedih, ia membunyikan semboyan genta darurat kepada penjaga perlintasan Pondok Betung.

Namun kereta tetap melaju.

Setelah diketahui, ternyata penjaga perlintasan Pondok Betung tidak hafal semboyan genta.

Pengakuan Masinis KA 225 Ketika Tragedi Bintaro 1987: Difitnah Itu Bohong Sekali, Ini Faktanya

Halaman
1234

Berita Terkini