2. Warga dan petugas sempat kewalahan mengevakuasi korban
Seorang warga setempat, Zainal, menjadi saksi hidup Tragedi Bintaro 1987.
Seperti dilansir Kompas.com, ia juga turut membantu mengevakuasi korban yang selamat dan tewas.
Saat itu, petugas dan warga sampai kewalahan mengevakuasi penumpang, karena terlalu banyaknya korban yang berjatuhan.
Bahkan tak sedikit mayat yang terjepit di persambungan kereta.
Bahkan ada yang wajahnya tak dapat dikenali sama sekali, karena seperti habis tersiram sesuatu.
Ada pula mayat yang anggota tubuhnya terpisah.
3. Sanksi atas kelalaian pihak terkait
Akibat kecelakaan tersebut, sang masinis KA 225 Jurusan Rangkasbitung-Jakartakota, Slamet Suradio, diganjar 5 tahun kurungan.
Nasib yang serupa juga menimpa Adung Syafei, kondektur KA 225.
Dia harus mendekam di penjara selama 2 tahun 6 bulan.
Sementara Umrihadi, PPKA Stasiun Kebayoran Lama dipenjara selama 10 bulan.
4. Warga setempat gelar tahlilan di pinggir rel setiap tahunnya
Tragedi Bintaro tak hanya menyisakan kepedihan bagi para penumpang dan keluarganya.
Namun, warga yang berada di sekitar lokasi kejadian juga tak dapat melupakan begitu saja peristiwa itu.