TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG – Lagi kecelakaan kapal nelayan asal Kota Bitung. Nakhoda Rifan Saselah dan anak buah kapal (ABK) KM Leroy terpental dan hanyut usai dihantam ombak setinggi 4 meter di perairan Batang Dua, Maluku Utara, Senin (9/9/2019). Kapal penangkap jenis hand line ini mengalami kebocoran pada bagian depan.
Rifan yang tercatat warga Naemundung Kelurahan Tandurusa, Kecamatan Aertembaga-Bitung ini menceritakan mereka bertolak dari Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Aertembaga Bitung pada Minggu pukul 17.00 Wita.
Baca: Pemerintah Siapkan Rp 100 Miliar Bangun Papua
Pelayaran berisiko di tengah peringatan dini cuaca buruk yang dikeluarkan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung melalui Syahbandar Perikanan, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bitung.
"Kemarin hanya mendengar cuaca buruk dan tidak tahu kalau ada peringatan berlayar karena cuaca buruk," ujar Rifan nahkoda kapal saat diwawancarai tribunmanado.co.id, Senin kemarin.
Lanjutnya, saat berangkat, laut masih teduh. Malam harinya, begitu cepat berubah, ombak sudah 2 meter, sehingga kapal sempat berlindung di belakang pulau Lembeh Kelurahan Binuang, Kecamatan Lembeh Utara. Nahkoda dan ABK lainnya sempat mengetahui cuaca akan berubah menjadi buruk lewat tanda-tanda alam, angin kecang dan berawan.
Senin pukul 03.00, kapal yang mengangkut makanan, 150 balok es dan batu-batu latak, kembali melanjutkan perjalanan menuju Batang Dua, Malut.
Sekitar 15 mil dari utara Pulau Lembeh, kapal sudah memasuki perairan laut Maluku, tepatnya di daerah yang sering disebut ‘Dua Kapal’.
Kapal diterpa ombak besar setinggi 2 meter sampai 3 meter. Kapal mengalami kebocoran di bagian depan. Ada 4 AKB termasuk nahkoda hanyut jauh dari kapal bersama sejumlah sekoci.
"Saya dan nahkoda hanyut jauh sekali, hampir satu jam baru dievakuasi kapal yang melintas. Sementara dua ABK yang ikut hanyut sudah diselamatkan ABK kapal dengan tali," cerita Yusuf Kendati, ABK yang berprofesi sebagai koki.
Baca: Eks Ketua BEM Fisip Uncen Ditangkap di Bandara
Ditengah kondisi kapal bocor bagian dengan, ABK terus mengeluarkan air yang masuk ke lambung kapal. Mereka secara bergantian mengeluarkan air sampai proses evakuasi dilakukan oleh Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Bitung.
Andi Amran, Kepala Pangkalan PLP Bitung membenarkan peristiwa itu. Pihaknya menerima informasi dari Basarnas Manado. Dalam proses evakuasi, pihaknya mengerahkan satu unit sea rider, tiga speeboat untuk menjangku lokasi dengan kecepatan tinggi. Sempat berhadapan dengan ombak setinggi 2 meter sampai 3 meter.
Sempat bingung titik tempat kejadian perkara, namun berkat informasi radio oleh ABK, mereka mampu menjangkau lokasi. "Evakuasi yang kami lakukan, kapal dibawa menuju ke dekat Pulau Lembeh dan dilakukan proses evakuasi memindahkan sejumlah ABK ke sea rider," kata Andi.
Dalam proses evakuasi pihaknya tidak lakukan di titik kejadian di Laut Maluku karena ombak tinggi. Kata dia, sekitar 30 menit perjalanan dari dermaga KPLP di Naemundung Kelurahan Tandurusa menuju lokasi evakuasi.
ABK, nahkoda serta kapal yang mengalami kebocoran berhasil dievakuasi. Sejumlah ABK naik di sea rider, sementara nahkoda dan ABK lainnya mengemudikan kapal berlayar kembali ke pangkalan KPLP Bitung.
"Pasca dievakuasi pihaknya memulangkan enam personel KM Leroy ke rumah untuk beristirahat dan akan dimintai keterangan lebih lanjut pada Selasa besok," tandasnya.
Baca: Dua Menteri Jokowi Beda Pendapat: Audisi PB Djarum Picu Pro dan Kontra