TRIBUNMANADO.CO.ID - Filipina, 7 Januari 1945, Sebuah konvoi berisi puluhan tentara Jepang dihadang oleh sekelompok gerilyawan.
Tembak menembak terjadi.
Tentara Jepang waktu itu terkenal tangguh, reputasi mereka di medan pasifik cukup terkenal. Cukup membuat Amerika dan Inggris was-was kalau berhadapan dengan mereka.
Namun hari itu mereka kehilangan sengat.
Tentara yang pernah mempermalukan Jenderal Douglas Mc Arthur, Komandan Tertinggi Sekutu di medan perang pacific ini, roboh satu persatu bagai ayam dalam pembantaian.
Sebanyak 27 tentara Jepang tumpas. Hebatnya lawannya tak kehilangan satu prajurit pun.
Ini bukan adegan film hollywood tapi benar-benar kisah nyata.
Berita Populer
Baca: 6 Selebritis ini Tega Permalukan Mantannya Sendiri, Mulai dari Air Susu hingga Syahwat
Baca: Intip Penampilan Luna Maya di Pernikahan Putra Raam Punjabi, Sempat Dikira Salah Kostum
Baca: VIRAL Mahasiswi Unima Baru Lulus Ujian Akhir Menangis di Samping Jenazah Ayahnya: Papa Kita So Kelar
Kaum gerilyawan penumpas tentara Jepang itu punya latar belakang unik.
Mereka berasal dari negeri seberang, tepatnya sebuah daerah di Pulau Celebes bernama Minahasa.
Pemimpinnya bernama Adolf Gustaaf Lembong atau Adolf Lembong.
Bermula dari KNIL.
Catatan yang dihimpun Tribun Manado dari sejumlah sumber menyebut, Lembong awalnya opsir muda KNIL yang bertugas sebagai operator radio.
Jepang menginvasi Indonesia yang kala itu bernama Hindia Belanda medio 1942 dan Lembong tertawan.
Ia dijadikan budak tentara Dai Nippon di Filipina. Lembong bersama sejumlah eks KNIL asal Minahasa seperti Alexander Rawung, Jan Pelle, Marcus Taroreh, Alexander Kewas, Albert Mongdong, Andris Pakasi, William Tantang serta Hendrik Terok, berhasil melarikan diri.