TRIBUNMANADO.CO.ID - Demonstrasi yang terjadi di Hong Kong membuat wisatawan menjadi khawatir terkait masalah keamanan.
Demonstrasi ini terjadi karena protes mengenai UU Ekstradisi.
Departemen Pariwisata Hong Kong, Jeanne Tam, mengatakan bahwa kota itu masih terbuka untuk para pelancong.
Atraksi wisata utama seperti Trem Peak, Ladies' Market dan Star Ferry sejauh ini tidak terpengaruh.
"Sebagian besar orang yang ambil bagian dalam demonstrasi ini melakukannya dengan cara yang damai dan tertib," ujar Tam seperti dikutip dari CNN Travel.
Ia menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan hanya mempengaruhi bagian-bagian tertentu kota untuk jangka waktu tertentu.
Sebagian besar pawai terjadi pada hari Minggu di rute yang telah direncanakan.
Sementara demonstrasi mengambil alih beberapa jalan raya terbesar di Hong Kong, wisatawan dapat dengan mudah menghindari aksi massa.
Baca: 10 Destinasi Luar Negeri Favorit Solo Traveler dari Indonesia
Baca: Tips Traveling Murah di Australia, Tiket Pesawat Hingga Spot Wifi Gratis
Baca: 15 Kota Terbaik Dunia 2019, Ubud Kembali Masuk, di Peringkat Berapa Ya?
Beberapa demonstrasi juga ditargetkan di kawasan wisata seperti Tsim Tsa Tsui dan Causeway Bay.
Hal ini membuat Foreign and Commonwealth Office (FCO) memperingatkan pengunjung untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari otoritas setempat untuk menghindari demonstrasi, dan berpindah ke tempat yang lebih aman.
Kemungkinan gangguan transportasi dan demo yang meluas dapat menyebabkan beberapa bagian kota ditutup dan pemogokan yang dilakukan oleh pekerja angkutan umum.
Ribuan demonstran mengenakan pakaian serba hitam dalam melakukan aksinya.
Pengunjung disarankan untuk tidak memakai baju hitam atau monokrom saat keluar agar tidak dikira sebagai demonstran.
Dampak terhadap Pariwisata
Demonstrasi ini sedikit banyak berdampak terhadap sektor pariwisata. Antara 16 Juni-13 Juli 2019, saat ada beberapa demonstrasi, pemesanan penerbangan ke Hong Kong dari negara-negara Asia turun sebesar 5,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.