TRIBUNMANADO.CO.ID - Fakta baru terungkap dalam tewasnya Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ( Paskibraka) Kota Tangerang Selatan, Aurellia Qurratu Aini (16).
Aurellia diduga meninggal secara mendadak, karena kerasnya latihan paskibraka yang dilakukan seniornya.
Di antara penderitaan yang dialami mendiang Aurellia semasa hidup di tangan seniornya adalah push up cincin, pemukulan, hingga makan kulit jeruk.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Sabtu (3/8/2019), paman Aurellia, Indra, yang dulunya juga anggota Paskibraka mengungkapkan latihan keras yang dijalani Aurellia berbeda dengan latihan Paskibraka lainnya.
"Saya juga Paskibraka. Keluarga kami Paskibra. Ayah dan ibu Aurel juga Paskibra, tapi latihannya tidak sekeras itu," kata Indra saat ditemui di rumah duka, Taman Royal, Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/8/2019).
BERITA TERPOPULER: TERUNGKAP Fakta Baru soal Kasus Suntik Gadis 14 Tahu di Kebun, Siapapun Ngajak Pasti Korban Ikut
BERITA TERPOPULER: AKHIRNYA TERUNGKAP Alasan TNI Mutilasi Kasir Indomaret, Berikut Cerita Lengkap Prada DP
Baca: Tenaga Honorer Diatas 35 Tahun, Diangkat jadi PNS? Simak Penjelasan BKN
Di antara perintah senior dalam latihan keras Paskibraka Aurellia adalah push up cincin.
"Dia pernah cerita ke kami, kalau di Tangsel itu latihannya mengenal sebutan latihan cincin."
"Yaitu push up di aspal dengan cara tangan mengepal, sehingga jari-jari cincin tangan menghitam," terang Indra.
Selain latihan cincin, Farid Abdurrahman ayahanda Aurellia menceritakan soal perintah senior untuk memakan jeruk beserta kulit-kulitnya.
Tak selesai sampai makan kulit jeruk, Aurellia ternyata juga mengaku dipukul oleh seniornya.
Paman Aurellia yang bernama Romi menduga Aurellia menjadi korban perpeloncoan seniornya, mengingat Aurellia juga mengaku pernah dipukul oleh seniornya di Paskibraka.
"Tubuhnya lebam membiru. Dia (Aurellia) juga sempat cerita kalau pernah dipukul oleh seniornya di Paskibra," kata Romi.
Penyiksaan yang diterima Aurellia juga meliputi perintah menulis ulang diary yang sudah ditulis Aurellia selama hampir sebulan namun dirobek seniornya.
Farid menyebut hal yang dilakukan senior Paskibraka terhadap Aurellia itu mengakibatkan kondisi mental dan fisik putrinya down atau menurun.
Dengan seluruh latihan berat serta beban menulis ulang diary membuat Farid berpikir senior Paskibraka Aurellia memberi teror psikologis pada putrinya.