Blak-blakan Jokowi Seusai Temu dengan Prabowo: Begini Kata Presiden

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Detik-detik Prabowo Subianto berpidato dalam pertemuan pertama kali setelah usai Pilpres 2019.

Pada masa pemerintahan Anda, proyek infrastruktur begitu masif. Setelah itu apalagi targetnya?

Masih banyak kebutuhan infrastruktur yang belum kita selesaikan. Ini kan baru awal, meski dilakukan secara besar-besaran.

Coba dilihat infrastruktur per kapita kita, masih rendah sekali. Bandingkan dengan Malaysia dan Thailand atau China, kita masih rendah sekali.

Memang setelah dilakukan pembangunan infrastruktur selama lima tahun belakangan ini ranking kita naik drastis. Ranking kita, seingat saya naik menjadi 50 dari semula 70-an.

Mengapa pembangunan infrastruktur secara besar-besaran belum mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi?

Ya karena pertumbuhan ekonomi global yang turun terus. Masih untung kita tidak ikut turun. Coba bandingkan dengan negara lain, baru bisa kelihatan. Lihat saja di Uni Eropa, Amerika Selatan, silakan dibandingkan.

Pembangunan infrastruktur ini memang belum selesai. Nanti kalau sudah dikoneksikan dengan kawasan wisata, kawasan industri, kawasan perkebunan, pertanian, perikanan, kawasan ekonomi khusus, kawasan industri kecil, kawasan industri besar, baru manfaat ekonominya kelihatan.

Baca: Giliran Prabowo Undang Jokowi: Tiga Tokoh Ini yang Dilibatkan

Yang kita banguan ini kan baru besarnya, sehingga tugas pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk menghubungkan infrastruktur utama dengan kawasan-kawasan yang saya sebut tadi. Kalau mereka tidak mampu, ya pemerintah pusat ikut turun tangan.

Kalau sudah tersambung semua, competitiveness (daya saing) kita jadi naik. Kita mau ngebut hingga lima tahun ke depan supaya segera terealisasi.

Berapa taget pertumbuhan ekonomi di pemerintahan yang kedua nanti?

Ini bukan janji lho ya, ini target. Menurut saya kita harus punya target pertumbuhan ekonomi 6-7 persen. Beratnya, pertumbuhan ekonomi global terus turun, bolak-balik direvisi. Dalam kondisi seperti saat ini, semua negara memproteksi diri untuk kepentingan masing-masing.

Anda bolak-balik menyebut soal investasi terkait kondisi ekonomi nasional. Apa maksudnya?

Untuk menyelesaikan masalah ekonomi itu kuncinya ada dua yaitu transaksi berjalan dan menyelesaikan neraca perdagangan. Dua-duanya kita dalam kondisi defisit sudah puluhan tahun.
Lha untuk menyelesaikan itu hanya ada dua cara yaitu investasi masuk dan peningkatan ekspor sebesar-besarnya.

Penyebab defisit neraca perdagangan itu di antaranya impor bahan bakar minyak (BBM) yang masih tinggi. Bagaimana ini?

Problemnya lifting (produksi minyak mentah dan gas) belum bisa melompat, sedangkan kebutuhan makin meningkat karena kendaraan makin banyak. Kalau impornya makin banyak ya menambah makin defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan kita.

Halaman
123

Berita Terkini