TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Konferensi Cabang (Konfercab) dan Konferensi Daerah (Konferda) PDIP Sulawesi Utara dilaksanakan pada Sabtu (20/7/2019). Agenda partai politik ini sebagai langkah awal untuk menentukan siapa kader yang akan mengisi 12 ketua DPRD dan 4 wakil ketua DPRD. PDIP memenangi pemilihan legislatif di mayoritas kabupaten dan kota Sulut. Empat daerah lainnya, PDIP finish di posisi kedua.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sulut, Olly Dondokambey mengatakan, PDIP punya mekanisme untuk menentukan pimpinan DPRD.
Sebelum penentuan kader PDIP jadi pimpinan DPRD, terlebih dahulu ditentukan struktur di partai. Pada 20 Juli 2019 ini ada Konfercab dan Konferda.
Baca: Amien Rais Beberkan Surat Prabowo: Begini Permintaannya
Konfercab ajang menentukan struktur Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di kabupaten dan kota. Sedangkan Konferda menentukan struktur partai di DPD (provinsi). "Pimpinan DPRD itu memang harus masuk struktur, jadi ketua, sekretaris dan bendahaha. Struktur itu juga dari DPD sampai ranting," ungkap dia kepada tribunmanado.co.id, Senin (15/7/2019).
Lalu ada variabel penilaian, semisal pernah menjabat pimpinan dewan atau punya pengalaman, lalu suara terbanyak. "Tapi biar suara terbanyak jika tak masuk struktur, ya tidak bisa pimpinan dewan," kata Gubernur Sulut.
Sebelum Konfercab dan Konferda ajang untuk penentuan struktur, Olly mengatakan, DPP akan melakukan evaluasi. "Evaluasi soal kinerja ketika pemilu. Daerah yang menang berpeluang dipertahankan di struktur. Daerah kalah juga kita evaluasi, tapi yang menang juga, biar menang kan tetap evaluasi," ungkap dia.
Wakil Ketua DPD PDIP Sulut, Steven Kandouw menambahkan, untuk menentukan posisi di partai, PDIP punya basis data. "Ini ilmu baru, variabel basis data. Misalnya yang mau jadi sekretaris lihat psikotesnya ada semua, track record DPP punya," ujar dia.
Baca: Seperlima Kredit Fintech Wajib ke Sektor Produktif
Lanjut Steven, kajian itu komprehensif, memang paling berpeluang kemudian yang jadi pimpinan dewan yang ada di posisi ketua, sekretaris dan bendahara. "Kalau saya dulu beda, kasusnya lain," ujar Steven lalu tersenyum. Sekadar informasi, sebelum menjadi Wakil Gubernur Sulut, Steven menjabat Ketua DPRD Sulut. Ketika itu di struktur partai, Steven menjabat
Wakil Ketua DPD PDIP Sulut. Posisi Ketua dijabat Olly Dondokambey, Sekretaris Franky Wongkar dan Bendahara Andrei Angouw. Franky dan Andrei juga lolos sebagai legislator DPRD Sulut. Hasil akhirnya Steven yang terpilih sebagai Ketua DPRD Sulut.
Konfercab dan Konferda awalnya dijadwalkan, Rabu (17/7/2019), belakangan informasinya diundur Sabtu (20/7/2019) di Grand Kawanua Convention Center. Kata Kandouw, PDIP merupakan partai pelopor dan terdepan menerapkan sistem baru. "Penentuan struktur jabatan sesuai basis data, setiap kader itu punya psikotes, yang mau jadi KSB harus lolos psikotes, " kata dia.
Di basis data itu kata Steven, DPP PDIP bisa mengetahui. "Ketahuan siapa yang punya leadership, siapa yang hanya mementingkan diri sendiri. Khusus KSB ditetapkan DPP. Jajaran disusun," ungkap dia. Konfercab dan Konferda ini tadinya dijadwal tahun depan, tapi diputuskan dimajukan setahun. Argumennya jelas antisipasi penetapan presiden dan wapres yang baru.
Tugas utama partai mengamankan presiden terpilih sebagai amanat rakyat Indonesia, sehingga PDIP cepat konsolidasi. "PDIP tidak perlu menunggu siapa jadi menteri, PDIP tidak gila jabatan, langsung konsolidasi," ungkap mantan Ketua DPRD Sulut.
Steven menjelaskan, ciri khas PDIP mencari cara yang terbaik, tiga kali pemilihan struktur partai, mekanismenya beda-beda. Periode sebelumnya, pemilihan struktur DPD maupun DPC dilakukan musyawarah antara mereka yang punya hak suara, tidak diperkenankan dilakukan voting. Dua periode sebelumnya, dilakukan lewat voting.
Tahun ini beda lagi, mekanismenya dalam rapat DPC, Pengurus Anak Cabang (PAC) mengusulkan nama-nama ke DPP untuk posisi KSB. "Kenapa seperti ini? PDIP modern sudah ada basis data. Siapa KSB diusulkan, sekjen tinggal buka di sistem? Ketahuan sebelumnya sudah dapat jabatan apa struktural, apa prestasi dan apa saja pelanggaran. Ada semua," ungkap dia.
Konfercab meliputi 15 kabupaten dan kota. Agendanya menetapkan dan melantik pengurus PDIP di tingkat kabupaten dan kota se-Sulut. Penetapan ini sesuai keputusan DPP PDIP, ditetapkan posisi KSB.
Baca: Pimpinan DPR Divonis 6 Tahun: Ini Sanksi Politik buat Taufik Kurniawan
Kemudian formatur menyusun struktur lengkap. "Setelah Konfercab, baru Konferda menetapkan pengurus tingkat provinsi, nanti dihadiri langsung Sekjen Hasto Kristanto, " ujar Wakil Gubernur Sulut ini.
Kalau Struktur KSB di kabupaten dan kota masih belum ketahuan siapa, tapi untuk KSB tingkat provinsi atau DPD PDIP Sulut itu tak berubah. "Tetap Ketua Pak Olly Dondokambey (OD), Sekretaris Franky Wongkar (FDW) dan Bendahara Andrei Angouw (AA), " ungkap dia.
Untuk Suksesi 2024
Pengamat politik Taufik Tumbelaka menilai Konfercab dan Konferda PDIP merupakan langkah strategis proaktif dan antisipatif terhadap konstelasi plus dinamika politik ke depan. PDIP adalah parpol besar dan kuat. Raihan posisi politik saat ini, tidak terlepas dari kebijakan politik parpol guna meraih target politik di kancah perpolitikan yang semakin kompetitif.
Langkah politik PDIP yang dilakukan di seluruh Indonesia nampaknya tidak sekadar untuk membahas hasil Pileg 2019. Kemudian untuk penentuan pimpinan DPRD dan juga alat kelengkapan dewan lainnya atau bicara tentang Pilkada Serentak 2020, tapi apa yang dilakukan PDIP lebih dari itu.
Nampak sebagai parpol terkuat, PDIP akan mengambil ancang-ancang terkait pilkada seluruh Indonesia 2024. Lebih dari 500 kabupaten/kota dan 33 provinsi akan melakukan pemilihan. PDIP akan mengamankan sejumlah daerah yang telah dipegang plus memperluas dominasi.
Bahkan muara dari langkah sekarang adalah pileg dan pilpres berikut. PDIP dengan pengalaman perjalanan dan juga raihan saat ini tentunya tidak mau kehilangan dominasi politik secara nasional.
Khususnya di Sulut, akan digelar 8 daerah pilkada, terdiri dari Pilgub, Pilkada Bolsel, Boltim, Manado, Bitung, Tomohon, Minsel dan Minut.
Struktur yang kuat hingga ke ranting atau desa/kelurahan akan menjadi mesin politik andal PDIP menghadapi kontestasi politik. Konfercab dan Konferda juga jadi ajang selektif mengevaluasi kader. Kader loyal akan dipertahankan, bahkan bisa dipercaya menduduki jabatan strategis partai, sementara kader yang performansnya loyo akan terhempas.
Sebelum ke Pilkada Serentak, Konfercab dan Konferda ini akan jadi komoditas persaingan berebut posisi ketua, sekretaris dan bendahara (KSB).
Kebijakan PDIP, posisi KSB paling berpeluang mendapat posisi pimpinan dewan. PDIP menenangi posisi 12 ketua DPRD dan 4 wakil ketua DPRD hasil pemilu di Sulut. Posisi ini akan jadi semacam 'hadiah' bagi kader yang loyal dan berprestasi.
Hasil evaluasi paling dekat yakni pencapaian hasil di Pileg 2019. Memang harus diakui, kerja politik itu merupakan kerja kolektif bukan individual. Kemenangan di satu daerah, tidak serta merta diklaim kemenangan pimpinan, tapi akar rumput yang bekeja di bawah.
Petahana Masih Kukuh
TAK akan banyak perubahan struktur Ketua DPC PDIP di kabupaten/kota. Artinya petahana masih mendominasi. Demikian prediksi Wakil Ketua DPD PDIP Sulut, Steven Kandouw, Senin (15/7/2019). Memang, evaluasi DPP yang menentukan posisi ketua, sekretaris dan bendahara paling dekat yakni hasil pileg.
Daerah yang dimenangi PDIP akan jadi pertimbangan penempatan kader di struktur. "Tapi daerah yang menang pun ada usulan untuk rombak, baik ketua maupun sekretarisnya," ucap mantan Ketua DPRD Sulut ini.
Usulan DPC itu dievaluasi DPP, karena DPP punya basis data kuat untuk jadi dasar keputusan. Hasil Pileg di 15 kabupaten/kot, 11 di antaranya dimenangi PDIP. Ada 4 daerah lain yang jadi basis partai lain, PDIP finish sebagai runner up, semisal Tomohon (Golkar), Minsel (Golkar), Sangihe (Golkar) dan Boltim (PAN).
Khusus Tomohon terjadi penurunan jumkah kursi dari 5 ke 4 PDIP bahkan belum bisa menyangi Golkar yang menyabet 10 kursi. Di Sangihe, PDIP malah kehilangan kursi DPRD Sangihe karena disalip partai Golkar.
Di Boltim, PDIP belum bisa mematahkan dominasi PAN dan hanta puas di posisi kedua. Justru yang melejit di Minsel, PDIP berhasil menyamai perolehan jumlah kursi Golkar sebagai partai penguasa. Sama-sama meraih 10 kursi, Golkar unggul perolehan suara.
Di Minahasa justru yang paling gemilang hasilnya dibanding daerah lain, hampir pasti melengserkan Ketua DPC PDIP saat ini, Jantje Wowiling Sajouw. PAC di Minahasa bersepakat mengusunf calon tunggal Ketua DPC PDIP, Robby Dondokambey. (ryo)
Prediksi Ketua DPC PDIP
Manado - Richard Sualang
Bitung - Maurits Mantiri
Minut - Denny Lolong
Minahasa - Robby Dondokambey
Minsel - Steven Lumowa
Tomohon - Caroll Senduk
Mitra - James Sumendap
Bolmong - Yanny Tuuk
Kotamobagu - Meiddy Makalalag
Boltim - Medy Lensun
Bolsel - Herson Mayulu
Bolmut - Amin Lasena
Talaud - Fransiskus Silangen
Sangihe - HR Makagansa
Sitaro - Toni Supit