Setelah menyelesaikan program S2 ini saya mendaftar kandidasi S3, dan alhamdulillah hanya dalam waktu 2.5 tahun saya selesaikan program S3 saya dalam bidang Teknologi Informasi pada bulan Oktober 1992. Tahun ini pula anak saya yang ke tiga laki-laki, Dimas Prabowo Wicaksono, lahir.
Pulang dari Australia, saya kembali ke STMIK Bina Nusantara sebagai Direktur Penelitian dan Direktur Program Pasca Sarjana.Salah satu mahasiswa angkatan pertama yang pernah saya bimbing adalah pak Bibit S. Rianto yang sekarang jadi Wakil Ketua KPK.
Selain itu, ikut juga dalam euforia lulusan doktor luar negeri yang merasa sok pinter bikin perusahaan konsultan TI, disamping mengajar di program pasca sarjana Universitas Indonesia.
Tahun 1995 saya dipilih menjadi Ketua dari STMIK Darma Bakti. Kemudian tahun 1998 Cak Nur (alm Nurcholish Madjid) mengajak saya bersama-sama beberapa teman alumni Islamic Network (ISNET), sebuah jaringan pengajian mahasiswa Indonesia antar negara, mendirikan Universitas Paramadina.
Antara tahun 1998 sampai tahun 2002 saya menjadi Deputi Rektor bidang Sumberdaya dan sekaligus menjadi Direktur Utama PT. Amanah Paramadina, yaitu pemilik infrastruktur dan kampus Universitas Paramadina.
Tahun 2002 sampai 2005 kemudian saya menjadi Deputi Rektor bidang Operasi Akademik dan merangkap sebagai Pelaksana Harian Rektor ketika Cak Nur maju jadi calon presiden dan ketika Cak Nur sakit yang berkepanjangan sampai akhirnya beliau meninggal. Pada tahun 2002 saya diangkat sebagai guru besar dalam bidang Teknologi Informasi oleh Pemerintah.
Konon waktu itu saya adalah profesor pertama dalam bidang ini. Dan bersama-sama Prof. Dr. Didik J. Rachbini, masuk sebagai orang yang menjadi profesor dalam usia muda.
Berita Selebritis Tribun Manado:
Baca: Curhat Widy Vierratale, Kevin Aprilio Persulit Pembayaran Honor dan Solo Karirnya
Baca: Kisah di Balik Kesuksesan Krisdayanti dan Yuni Shara, Hidup Terpisah Dengan Ayah Sejak Kecil
Baca: 5 Fakta Pernikahan Super Mewah Keluarga Sampoerna di Monaco, Michael Bubble Jadi Pengisi Acara
Pada tahun 2005 saya kemudian bergabung dengan sebuah universitas internasional di Serpong, yaitu Swiss German University – Asia (SGU) (http://www.sgu.ac.id) sebagai Pro-Rector for Academic Affairs merangkap sebagai Dean di Faculty of Information and Communication Technology. Sejak tahun 2008 selain sebagai Pro-Rector saya kemudian juga menjadi Acing Dean di Faculty of Business sampai tahun 2010. Di SGU ini, sebagai sebuah universitas internasional, lingkungannya juga internasional, termasuk dosen dan mahasiswanya. Tetapi meskipun menyandang nama Jerman, semua proses di SGU menggunakan bahasa Inggris. Nah jadi lumayan kan, bisa praktek bahasa Ingrris setiap hari, nggak bayar, malah dibayar pula. Tahun 2010 saya terpilih menjadi Rektor dari Institut Perbanas, sebuah kampus yang mendidik para bankir. Agak aneh juga biasanya rektor-rektor di Perbanas adalah ekonom, tapi meskipun saya orang teknik ternyata memenangkan kontestas
Informasi yang perlu diketahui sidang keempat sengketa Pilpres 2019 di MK, Kamis (20/6/2019):
1. Waktu Sidang
Kamis, 20 Juni 2019
Pukul 13.00 WIB
2.Nomor Perkara
01/PHPU-PRES/XVII/2019