TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menjadi target ejekan para warganet terkait sebuah foto sang presiden saat menunaikan doa di Mekkah.
Penyebab Abdel Fattah al-Sisi dikritik karena terlihat ia membelakangi Kakbah yang tersebar di dunia maya.
Presiden Negeri Piramida itu, diketahui datang untuk menghadiri sebuah pertemuan tingkat tinggi antarpemimpin negara arab.
Pertemuan tersebut diselenggarakan pemerintah Saudi pada 30 Mei lalu.
Presiden Abdel Fattah mengunjungi Kakbah untuk ibadah Umrah setelah serangkaian agenda pertemuan selesai.
Beberapa potret gambar memperlihatkan Presiden Abdel Fattah sedang ibadah umrah yang selanjutnya diunggah ke akun media sosial resmi kepresidenan Mesir.
Dikutip dari Tribunnews, Di antara foto-foto tersebut salah satunya menunjukkan saat Presiden Sisi tengah berdoa sambil mengangkat telapak dengan wajahnya tampak khusyuk.
Namun di foto tersebut menunjukkan Presiden Sisi berdoa dengan membelakangi Kakbah, yang menjadi arah bagi umat Muslim saat menjalankan ibadah shalat.
Foto tersebut memicu reaksi para pengguna internet, terutama di media sosial Twitter, yang mencemooh presiden karena berdoa membelakangi Kakbah. "Kakbah ada di belakangmu," tulis salah satu komentar di Twitter.
Baca: Firaun Mesir Gunakan Pecahan Benda dari Langit Sebagia Hiasan di Dadanya
Baca: Tiba di Jakarta, Tgk Munzir Dampingi Pemulangan Jenazah Mahasiswa Aceh Yang Meninggal di Mesir
Baca: Hari Ini 1979, Kekalahan Mesir Dalam Perang Yom Kippur Melahirkan Kesepakatan Damai Dengan Israel
Like Halaman Facebook Tribun Manado:
Berbeda dengan di Facebook, yang diduga telah diatur agar menyaring komentar bernada negatif, sehingga lebih banyak yang menyuarakan pujian kepada presiden. Meskipun berbeda dengan mengerjakan shalat yang harus menghadap arah Kakbah, saat berdoa tidak diwajibkan menghadap kiblat.
Tetapi ada yang beranggapan, berdoa menghadap kiblat akan menjadikan permohonan atau doa lebih mudah terkabul. Sejak Sisi mengambil alih kursi kepresidenan Mesir dalam kudeta berdarah pada 2013, para kaum terpelajar negara itu telah bersekutu dengan lembaga-lembaga negara dan secara konsisten membuat keputusan yang aneh, kebanyakan demi mengikuti kebijakan negara.
Bulan lalu, sebuah akun Twitter berbahasa Arab milik Kementerian Luar Negeri Israel mengutip seorang ulama Mesir terpandang yang menyerukan agar orang-orang tidak mengutuk nama negara Yahudi.
"Tahukah Anda bahwa menghina Israel adalah haram?" tulis Kementerian Luar Negeri Israel yang mengutip pernyataan dari Khaled al-Gindi, seorang syekh pro-pemerintah yang terkenal.
"Jangan menghina Israel.. kata 'Israel' adalah nama seorang nabi dalam Islam. Berhati-hatilah agar lidahmu tidak tergelincir dan menghina kata itu," kata Gindi dalam sebuah cuplikan video yang diambil dari tayangan keagamaan.