Mawar: Perasaanku tidak enak karena kami hanya berdua di dalam kamar. Pintu kamar ditutup dengan alasan supaya AC tidak keluar ruangan kamar. Dia memulai obrolan dengan mengaku tidak bisa tidur karena minum kopi. Aku masih tetap merespons obrolan sesuai batasan dosen dan mahasiswi. Aku masih sibuk main HPku. Aku chat dengan pacarku saat itu dan mengadu mengenai situasi dan perasaanku saaat itu.
Tribun: Apa yang Anda rasakan saat itu?
Mawar: Aku minta tolong. Aku ingin kabur. Pacarku mendorongku untuk keluar dari kamar secepatnya. Pacarku tetap menemaniku dari WhatsApp. Tiba-tiba HS mengambil powerbank dari atas pahaku dan meminta HP-ku agar dicharger saja. Permintaan itu karena takut HP mati dan tidak bisa berkomunikasi dengan siapa pun.
Tribun: Kemudian apa yang terjadi selanjutnya?
Mawar: Tiba-tiba dia mendekatiku dan alat kelaminnya mengenai pahaku. Aku panik dan melompat dari tempat tidur bergegas ke arah pintu, keluar dan berlari ke lantai bawah.
Tribun: Lantas siapa yang pertama Anda temui?
Mawar: Aku sempat tanya ke resepsionis apakah teriakan dari kamar atas akan terdengar ke bawah, dan mereka bilang tidak akan dengar. Terus aku menelepon mamaku dan bilang akan pulang. Aku takut. Mamaku pun menyuruhku untuk segera pulang. Tak lama setelah itu HS meneleponku menanyakan aku di mana.
Tribun: Lalu apa yang Anda lakukan?
Mawar: Kubilang aku harus pulang karena ada keluarga meninggal. Alasanku diragukan tapi aku tak peduli. Dia mau mengantar sampai ke pinggir jalan raya untuk mengambil bus sembari menyodorkan uang Rp 100 ribu sebagai ganti ongkos.
Tribun: Uang itu Anda terima?
Mawar: Iya, karena dia tidak memperbolehkan aku pulang sebelum menerima uang itu.
Tribun: Apakah hanya Anda yang menerima perlakuan serupa dari pelaku?
Mawar: Tidak, kami ada tiga orang yang diduga menerima perlakuan yang sama, modusnya juga penelitian.
Tribun: Apakah Anda melaporkan kepada otoritas fakultas?
Mawar: Kampus ingin berita ini tidak keluar, kami diminta menjaga nama baik kampus. Kami diberikan ultimatum, saya diminta untuk tidak dendam dengan siapa pun.
Tribun: Lalu, kenapa Anda berani ungkap masalah ini ke media?
Mawar: Awalnya aku menunggu skripsiku kelar agar kasus ini tidak mengganggu skripsiku. Aku berani ngomong ini karena telah kutahan beberapa lama.
Tribun: Bagaimana respons orang-orang terdekat Anda?
Mawar: Banyak yang menilai aku berlebihan. Tapi, menurutku sikap ini perlu dibuka agar korban lain mau berbicara. Karena ini merugikan mental, psikologis kami kaum perempuan.(pra/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Isu Mahasiswi Dilecehkan Oknum Dosen USU Viral di Kampus, BEM Akan Telusuri ke Dekan,
Tonton:
Follow Instagrm Tribun Manado: