Laporan Wartawan Tribun Manado Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - Tujuh penambang meninggal dunia setelah tertimbun longsor di areal pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow.
Di antara tujuh korban meninggal tersebut ada yang sempat dievakuasi saat masih hidup, yakni Tedi Mokodompit, warga Desa Pontodon Timur, Kecamatan Kotamobagu Utara, Kota Kotamobagu.
Pria 38 tahun itu berhasil dievakuasi tim gabungan sekitar pukul 14.30 Wita dari dalam lubang tambang dengan kondisi sangat memprihatikan dan kondisi lemah.
Tim penyelamat bahkan harus mengamputasi kaki kirinya karena terjepit batu.
Ketika korban berhasil dievakuasi keluar lubang, ia tak mengenakan pakaian dan ada sejumlah luka di bagian perut.
Tedi juga dipasangi oksigen untuk membantu pernapasan.
Namun, sayang ketika dikeluarkan dan dilakukan tindakan medis, Tedi sudah tidak mampu bertahan.
Baca: Evakuasi Korban Tertimpa Longsor di Tambang Bakan Dilanjutkan Besok Hari
Baca: Kapolda Sulut Datangi Lokasi Tambang Bakan, Fokus Pencarian dan Penyelamatan Korban
Keluarga korban yang berbeda di lokasi sangat bersedih dan pasrah atas kejadian yang menimpa keluarganya itu.
Selanjutnya, korban dievakuasi secara estafet di tengah medan yang sangat berbahaya.
Areal tambang ilegal yang disebut “Super Busa” tersebut mengalami longsor pada Selasa (26/2/2019) malam.
Hingga hari ketiga pencarian, Kamis, sudah 27 korban yang berhasil dievakuasi dengan 20 orang di antaranya mengalami luka-luka dan menjalani perawatan di RSUD Kotamobagu di Kelurahan Pobundayan.
Evakuasi akan dilanjutkan pada Jumat (1/3/2019). Amatan Tribunmanado.co.id di lokasi kejadian, posisi tambang tersebut memang sangat berbahaya dengan tingkat kemiringan 90 derajat.
Baca: Terkait Longsor Tambang Bakan, PT J Resources Asia Pasifik Angkat Bicara
Baca: UPDATE Nama-nama Korban Selamat Longsor Tambang Emas di Bakan, Mungkin Ada Kerabat Anda
Selain itu, tim gabungan kesulitan melakukan evakuasi karena harus menggunakan peralatan seadanya.
Medan menuju lokasi harus berpegang pada ranting-ranting atau akar pohon. Walaupun sudah terpasang tali oleh tim SAR, namun lokasi ini sangat berbahaya.
Fery Arianto dari Basarnas Sulut menyampaikan, evakuasi akan terus berlangsung.
"Jumat 1 Maret tim gabungan rencananya akan melakukan penggalian di lokasi menggunakan alat berat dari perusahaan," ujarnya. (*)