Dua Pemuda Pembuat Keributan Dibawa ke Gereja, Kapolsek Langowan: Bagi Tuhan Tidak Ada yang Mustahil

Penulis: Andreas Ruauw
Editor: maximus conterius
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua pemuda mendapatkan pembinaan rohani; Mereka dibawa ke Gereja GMIM Sion Wolaang, Langowan Timur, Kabupaten Minahasa, untuk didoakan, Minggu (27/1/2019).

Laporan Wartawan Tribun Manado Andreas Ruauw

TRIBUNMANADO.CO.ID, LANGOWAN - Zavanya Silap dan Hizkia Tiaw, dua pemuda di Langowan Timur, Kabupaten Minahasa, mendapatkan pembinaan rohani.

Mereka dibawa ke Gereja GMIM Sion Wolaang, Langowan Timur, untuk didoakan, Minggu (27/1/2019).

Keduanya dikawal dua personel Kepolisian Sektor Langowan, Bripka Sumlun dan Briptu Bastian.

Dengan kepala merunduk dalam, mereka didoakan oleh gembala jemaat, Pendeta Jani Ratumbanua-Waas STh di hadapan jemaat yang menghadiri ibadah Minggu.

Baca: Mabuk, Bikin Keributan, lalu Ancam Ayah dengan Pisau, Ronal Akan Didoakan di Gereja

Baca: Bikin Keributan, Pemuda di Langowan Ini Didoakan di Gereja

Pembinaan rohani tersebut merupakan upaya Polsek Langowan untuk menyadarkan masyarakat, khususnya Zavanya Silap dan Hizkia Tiaw, atas tindakannya yang mengganggu keamanan dan ketertiban di tengah warga.

Kapolsek Langowa Iptu Mardy FC Tumanduk SH mengatakan, keduanya ditangkap lalu diberi pembinaan karena terlibat dalam tawuran siswa dan membuat keributan di masyarakat Desa Wolaang.

Pembinaan tersebut merupakan wujud dari program Timou Tou yang sedang digalakkan di Polres Minahasa.

Selain itu, pembinaan juga menjadi wujud pengayoman bagi masyarakat.

BERITA POPULER:

Baca: Liliyana Natsir Pensiun, Tontowi Ahmad Ternyata Bakal Duet dengan Pebulu Tangkis Asal Manado

Baca: Tepat Setahun Silam, Lamaran Andre Manoppo kepada Kekasihnya Nikita Wullur Jadi Viral, Ini Kisahnya

Baca: Eka Tjipta Widjaja Meninggal Dunia, Ini Kisah Pendiri Sinar Mas Group hingga Jadi Orang Terkaya

Kata dia, Tumou Tou merupakan program pembinaan yang tidak hanya berlaku untuk pelaku kejahatan saja tapi bagi penikmat minuman keras secara berlebihan.

Dia berharap kedua pemuda tersebut sadar akan perbuatan mereka yang salah dan segera memperbaiki hidup dan perilaku mereka.

"Sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil untuk mengubah kehidupan sebagai pertobatan sehingga berubah dari pola hidup yang salah ke hidup yang baru dalam masyarakat," ujar Tumanduk. (*)

Berita Terkini