Di bawah raja-raja Archelaus, Amyntas III, dan putranya Philip II, orang-orang Makedonia perlahan-lahan menjadi kerajaan yang paling kuat di Mediterania.
Di bawah putra Philip, Alexander (356-323SM), orang-orang Makedonia dalam waktu singkat akan menjadi kekaisaran yang paling kuat di Eropa dan Timur Tengah.
Kekalahan Athena dan melemahnya Sparta selama Perang Peloponnesia secara tak langsung merestui jalan itu.
Baca: Prabowo Kembali Berkelakar Menyesal soal Kudeta
Namun baru pada tahun 1996, walikota Athena dan Sparta memutuskan bahwa perang 2.500 tahun mereka harus berakhir secara resmi.
Orang Yunani baik di Yunani atau yang berdiaspora akan memberi tahu Anda bahwa masih banyak perbedaan antara orang Athena dan Sparta.
Bahkan akan selalu ada persaingan tak tertulis dalam membandingkan warisan sejarah mereka.
Baca: Ahok Sarankan Stafnya Nyaleg Lewat PDI-P, Ini Alasannya
Tetapi untuk waktu yang singkat di akhir 1990-an, Athena dan Sparta datang bersama-sama untuk secara resmi mengakhiri perang terlama di dunia.
Pada 12 Maret 1996, juru bicara kota Athena, Vassilias Talamangas mengumumkan:
'Tahun ini menandai abad ke-25 sejak akhir Perang Peloponnesia dan pakta perdamaian simbolik ini adalah cara kita memperingati akhirnya!'