TRIBUNMANADO.CO.ID - Perang Athena dan Sparta merupakan periode penting dalam sejarah dunia yang terjadi antara 431-404 SM
Athena, negara semi-demokratis yang meminjamkan begitu banyak cita-citanya ke Roma dan ke peradaban barat secara keseluruhan di era modern, dan Sparta, negara militer profesional bertempur untuk menguasai Yunani dan Cekungan Mediterania timur.
Ketika perang Peloponnesia itu berakhir, kebesaran Athena hanya tinggal menjadi masa lalu.
Tak jauh berbeda, kontrol singkat Spartan di semenanjung Yunani dan sekitarnya juga akan segera berakhir.
Baca: 4 Orang Ini Dokumentasikan Kematian Mereka, Ada untuk Kelinci Percobaan Sendiri
Pada 404 SM, Athena dilanda oleh penyakit yang yang disebabkan oleh blokade Sparta.
Namun akhirnya para pemimpin Sparta menawarkan untuk mengakhiri permusuhan juga.
Kisah terkenal Thucydides tentang perang juga memberi tahu kita bahwa pada akhir konflik, Sparta memberi syarat menyerah kepada Athena.
Pada hari berikutnya, para duta besar melaporkan kepada Majelis persyaratan yang ditawarkan oleh Sparta untuk berdamai.
Baca: 5 Zodiak yang Rezekinya Lancar pada September Ini, Cek Zodiakmu
Dan sementara beberapa orang memilih untuk menentang perdamaian itu, jumlah yang jauh lebih besar memilih untuk mendukung pilihan perdamaian.
Meski begitu, tidak ada perjanjian yang ditandatangani secara nyata yang pernah ditemukan atau dilaporkan.
Pihak-pihak terkemuka telah memilih untuk berdamai, hal itu sekaligus mengakhiri perang 27 tahun.
Kedua negara hancur dan tidak pernah sama seperti dahulu kala lagi.
Kemuliaan peradaban Athena tertelan sejarah.
Begitu juga kekuatan militer Sparta yang berada pada puncaknya segera perlahan-lahan mengalami penurunan.
Baca: Ini Arti Nama Hartono yang Sering Dipakai Konglomerat dan Pesohor
Seiring penurunan kedua kekuatan itu, muncul kekuatan baru dari daerah pegunungan di Yunani utara.
Di bawah raja-raja Archelaus, Amyntas III, dan putranya Philip II, orang-orang Makedonia perlahan-lahan menjadi kerajaan yang paling kuat di Mediterania.
Di bawah putra Philip, Alexander (356-323SM), orang-orang Makedonia dalam waktu singkat akan menjadi kekaisaran yang paling kuat di Eropa dan Timur Tengah.
Kekalahan Athena dan melemahnya Sparta selama Perang Peloponnesia secara tak langsung merestui jalan itu.
Baca: Prabowo Kembali Berkelakar Menyesal soal Kudeta
Namun baru pada tahun 1996, walikota Athena dan Sparta memutuskan bahwa perang 2.500 tahun mereka harus berakhir secara resmi.
Orang Yunani baik di Yunani atau yang berdiaspora akan memberi tahu Anda bahwa masih banyak perbedaan antara orang Athena dan Sparta.
Bahkan akan selalu ada persaingan tak tertulis dalam membandingkan warisan sejarah mereka.
Baca: Ahok Sarankan Stafnya Nyaleg Lewat PDI-P, Ini Alasannya
Tetapi untuk waktu yang singkat di akhir 1990-an, Athena dan Sparta datang bersama-sama untuk secara resmi mengakhiri perang terlama di dunia.
Pada 12 Maret 1996, juru bicara kota Athena, Vassilias Talamangas mengumumkan:
'Tahun ini menandai abad ke-25 sejak akhir Perang Peloponnesia dan pakta perdamaian simbolik ini adalah cara kita memperingati akhirnya!'