Gunung Klabat
5 Alasan Gunung Klabat di Minut Kerap Didatangi Para Pendaki, Ingin Taklukkan Puncak Tertinggi Sulut
Mendaki gunung klabat membutuhkan waktu sekitar 7-8 jam untuk waktu normal, bisa lebih dari itu untuk pendaki pemula.
Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bagi para pecinta alam ataupun pendaki, kurang afdol jika tidak mendaki gunung Klabat, saat berkunjung ke Sulawesi Utara.
Gunung Klabat sebagian besar masuk wilayah Kabupaten Minahasa Utara, dan sebagian kecil Kota Bitung Sulawesi Utara.
Ada beberapa kecamatan yang mengelilingi gunung Klabat, di antaranya Kecamatan Airmadidi, Kauditan, Kecamatan Dimembe Kabupaten Minaha Utara, dan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung.
Baca juga: Seorang Pendaki Meninggal, Ini Fakta-Fakta Tentang Gunung Klabat di Minahasa Utara Sulut
Pendaki akan melewati 6 buah pos pendakian, sebelum akhirnya bisa menikmati pemandangan dari puncaknya.
Dari Bandara Sam Ratulangi Manado hanya butuh waktu 46 menit atau menempuh jarak 30,8 km lewat Jl Tol Manado - Bitung menggunakan mobil untuk sampai di kaki gunung klabat di Kecamatan Airmadidi.
Mendaki gunung klabat membutuhkan waktu sekitar 7-8 jam untuk waktu normal, bisa lebih dari itu untuk pendaki pemula.
Meski jalannya tak terlalu bagus, namun gunung Klabat masih menjadi lokasi pilihan para pendaki.
"Tujuan saya pertama kali naik gunung Klabat ya ingin mencapai puncak tertinggi di Sulawesi Utara," ujar Jamal sorang pendaki.
Ia pertama kali mendaki gunung Klabat pada 2009, kemudian mengulanginya pada 2014 dan 2021.
Tak hanya pendaki dari Sulawesi Utara saja, pun dari luar Sulut, hingga turis mancanegara sudah banyak yang mendaki ke gunung Klabat.
Gunung tersebut hampir tak pernah sepi dari aktivitas pendakian.
Berikut alasan lain pendaki tertarik mendaki gunung Klabat.
1. Tertinggi di Sulut
Gunung Klabat memiliki ketinggian sekitar 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Menjadi yang tertinggi di Sulawesi Utara, tentu menjadi tantangan tersendiri untuk pendaki untuk ditaklukkan.
Saat ini status Gunung Klabat adalah gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi, sehingga aman untuk kegiatan pendakian.
2. Ada sumber mata air di puncak.
Tak perlu khawatir kekurangan air minum saat mendaki gunung klabat.
Sebab di beberapa pos ada tersedia sumber mata air yang bisa diminum, atau dimasak dulu.
di bagian puncak gunung juga ada kawah berbentuk danau kecil yang menampung air yang berkilau bersih.
3. Pemandangan piramida.
Gunung Klabat masih sangat alami, banyak pepohonan dan mata air yang sangat terjaga.
Sehingga selama perjalanan akan terasa udara sejuk.
Namun paling dicari para pendaki adalah pemandangan bayangan segitiga piramida di puncak.
Tapi tidak mudah mendapatkan pemandangan tersebut.
Segituga piramida itu terbentuk dari bayangan puncak gunung saat matahari terbit.
Pemandangan bayangan piramida muncul jika puncak gunung tidak tertutup kabut.
4. Banyak tempat kemping.
Tidak perlu terburu-buru untuk mencapai puncak gunung Klabat. Bisa beristirahat di tiap pos.
Atau jika tak mampu lagi, bisa beristirahat sejenak dengan membuka tenda untuk berkemping.
Cukup bagus tempat kemping di pos gunung klabat.
Namun biasanya pendaki berkemping di pos dua atau pos enam.
Tapi terkadang juga ada yang hanya datang untuk kemping saja, tidak ingin menuju puncak gunung.
5. Bisa lihat pemandangan gunung lain.
Selain bisa menikmati pemandangan kawah, dari puncaknya pendaki bisa melihat keindahan Kota Manado, serta megahnya Gunung Dua Saudara, Gunung Mahawu, dan Gunung Lokon. (AMG)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.