Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Monumen Lokal Sulut

Tugu Keter Ma’ayang di Desa Sea Minahasa, Monumen Lokal Sulut yang Sarat Makna Pantang Menyerah

Monumen Lokal Sulut Tugu Keter Ma’ayang di Desa Sea, Minahasa. Sarat makna tentang pribadi yang pekerja keras pantang menyerah.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
Petrick Sasauw/TribunManado.co.id
MONUMEN - Tugu Keter Ma’ayang di Desa Sea Minahasa yang menjadi salah satu monumen lokal Sulawesi Utara (Sulut). Sarat makna tentang pribadi yang pekerja keras pantang menyerah. 

Dalam perjalanan mengembara, keduanya akhirnya bertemu dan mencocokkan tongkat mereka.

Ternyata tinggi kedua tongkat itu tidak sama karena tinggi tongkat Lumimuut lebih rendah daripada tongkat Toar.

Akhirnya keduanya menikah dan mendapat banyak anak yang menjadi cikal bakal bangsa Minahasa.

Diceritakan, pada mulanya keluarga Toar Lumimuut tinggal di kompleks pegunungan Wulur Mahatus (di Minahasa bagian selatan), yaitu bukit Watu Nietakan.

Di puncak bukit ini terdapat sebuah batu bernama Watu Rerumeran/Lisung Watu.

Letak dari batu ini berada di sisi barat daya Tompaso Baru.

Diperkirakan keturunan Toar Lumimuut tinggal di sekitar Mahwatu/Batu Nietakan atau yang dahulu disebut Mahwatu Munte Popontolen selama empat generasi.

Sedangkan Minahasa pada masa itu masih disebut sebagai Malesung. (Pet/Alp)

-

#Monumen Bersejarah di Sulut #Monumen di Sulut #Monumen Lokal Sulut

Baca juga: 40 Tempat Wisata di Kota Manado yang Wajib Dikunjungi, dari Pantai hingga Monumen Sejarah

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 
 
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved