Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Daging Babi

Harga Daging Babi di Manado Turun, Populasi Ternak di Sulawesi Utara Semakin Banyak

Update harga daging babi di Pasar Bersehati, Manado, Sulawesi Utara. Harga daging campur turun Rp 100 ribu per kilogram.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
Ferdi Guhuhuku/Tribunmanado.co.id
DAGING BABI - Stok pedagang daging babi di Pasar Bersehati Manado, Sulawesi Utara. Update harga daging babi. Harga daging campur turun Rp 100 ribu per kilogram. 

Dengan demikian, para peternak ini bisa menjaga siklus produksi dan dapat membudidayakan babi yang aman dari serangan ASF. 

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, Wilhelmina Pangemanan, berkat penerapan CABI, populasi ternak babi di Sulut mulai naik. 

Katanya, pada saat serangan wabah ASF pada pertengahan tahun 2023, populasi babi rata-rata di Sulawesi Utara 430 ribu hingga 450 ribu ekor. 

Jumlah itu merosot hingga tinggal sekitar 30 ribu ekor akibat ASF. 

"Namun saat ini populasi mulai naik di angka 50 ribu hingga 60 ribu ekor.

Indikator lainnya, harga babi juga mulai turun. Timbang kotor sudah 65 ribu hingga 70 ribu per kilogram," jelas Pangemanan dalam Diseminasi Hasil Program CABI di Sulut di Manado, Rabu (30/7/2025). 

Katanya lagi, harga jual juga sudah di kisaran Rp 85 ribu hingga Rp 110 ribu per kilogram.

"Seperti momen Pengucapan Syukur, tidak ada lagi gejolak seperti lalu," katanya. 

Pihaknya berharap, puluhan peternak yang sukses menjadi contoh penerapan CABI bisa mereplikasi ilmu dan terapannya ke peternak lainnya.  

"Semakin banyak peternak paham bio sekuriti, semakin baik dan semakin aman. Virus ASF tidak akan hilang tapi kita bisa mencegah dan mengebdalikannya," ujarnya. 

Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Hendra Wibawa menjelaskan, CABI merupakan rogram kolaboratif antara Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, FAO Indonesia melalui ECTAD dan Pemprov Sulut. 

Program ini Didukung Kementerian Pertanian, Pangan dan Pedesaan Republik Korea. 

"Program ini  mendorong praktik bio sekuriti di peternakan babi skala mikro kecil melalui pendekatan partisipatif, berbasis komunitas dan terjangkau untuk mencegah ASF," ujar Hendra. 

Katanaya, ASF sangat fatal bagi terbaik babi karena mortalitasnya 100 persen. Menyesal anakan hingga indukan.

"Selain Sulawesi Utara, program ini menyasar Kalimantan Barat. Total ada 162 peternak, 81 di antaranya ada di Sulawesi Utara," ujarnya. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved