Lipsus Pemindahan Makam Pahlawan
Kisah Arbo, Penjaga Makam Kyai Modjo di Tondano Minahasa yang Tak Pernah Lelah Meski di Usia Senja
Arbo Baderen di usianya yang menginjak 67 tahun, masih dengan setia menjaga dan merawat makam Kyai Modjo.
Penulis: Petrick Imanuel Sasauw | Editor: Dewangga Ardhiananta
TRIBUNMANADO.CO.ID - Di balik tenangnya kawasan bukit di Desa Kembuan, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), berdiri sebuah makam bersejarah milik Pahlawan Nasional Kyai Modjo.
Di tempat yang kini ditetapkan sebagai situs cagar budaya itu, seorang pria lanjut usia tampak tekun menyapu dedaunan yang jatuh.
Namanya Arbo Baderen.
Di usianya yang telah menginjak 67 tahun, Arbo masih dengan setia menjaga dan merawat makam Kyai Modjo.
Kyai Modjo merupakan tokoh penting dalam sejarah perjuangan bangsa.
Arbo Baderen bukan penjaga biasa.
Ia merupakan keturunan kelima dari Kyai Modjo dan telah lebih dari 30 tahun mengabdi sebagai pengurus makam.
“Saya mulai dari tahun 90-an.
Menggantikan pimpinan saya dulu, penjaga makam sebelumnya,” ujarnya saat ditemui Tribun Manado di lokasi, Senin (28/7/2025).
Ketika itu, ia mengaku terpanggil untuk meneruskan tanggung jawab menjaga warisan leluhurnya.
Makam Kyai Modjo terletak di puncak bukit yang harus dilalui dengan mendaki puluhan anak tangga.
Area makam cukup luas, dikelilingi pepohonan rindang yang membuat suasana terasa khidmat.
Setiap hari, Arbo Baderen dari rumahnya di Kampung Jawa, Tondano, hanya sekitar tiga menit dari makam jika naik motor untuk mulai membersihkan lokasi sejak pagi.
“Saya bersihkan dari atas sampai bawah.
Menyapu jalan, halaman, dan area makam.
Kalau ada daun jatuh dari pohon, langsung saya sapu,” tuturnya sambil tersenyum ramah.
Meski pekerjaannya berat dan tak sebanding dengan usianya, Arbo tetap menjalaninya dengan semangat.
Ia mengaku tak punya pekerjaan lain.
Upah yang ia terima dari pengelolaan situs cagar budaya hanya Rp1 juta per bulan.
Terkadang, ia juga menerima sumbangan dari para peziarah, namun jumlahnya tidak menentu.
“Dibilang banyak, tidak.
Hanya kecil.
Tapi saya tetap senang.
Ini bentuk bakti saya juga,” ungkap Arbo.
Ia hidup bersama istri dan keempat anaknya.
Meski kondisi ekonomi tak sepenuhnya memadai, ia tetap merasa cukup.
Selama bisa terus menjaga makam sang leluhur dan memperkenalkan sejarah kepada generasi muda yang datang berkunjung.
(TribunManado.co.id/Pet)
Baca Berita Tribun Manado di Google News
WhatsApp TribunManado.co.id : KLIK
Arbo Baderen
Penjaga Makam
makam Kyai Modjo
Kyai Modjo
Desa Kembuan
Tondano
Minahasa
Sulawesi Utara
Sulut
Manado
lipsus
Kampung Jawa
3 Makam Pahlawan Rencana Dipindahkan, Begini Penuturan Kadis Kebudayan Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Makam Imam Bonjol di Lotta Minahasa Dikunjungi Hampir Tiap Hari, Ada Turis Asing yang Rajin Mampir |
![]() |
---|
Danrem 132/Santiago Kunjungi Kampung Jaton Minahasa di Tengah Wacana Pemindahan Makam Kyai Modjo |
![]() |
---|
Kisah Apolos Pengawal Imam Bonjol, Kawini Wanita Minahasa, Turunannya Setia Menjaga Makam Pahlawan |
![]() |
---|
Wacana Pemindahan Makam Robert Wolter ke Manado, Begini Tanggapan Keluarga Bote |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.