Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sekolah Rakyat di Manado

Sekolah Rakyat di Manado: 75 Anak dari Keluarga Miskin Dapat Pendidikan, Tinggal di Asrama Gratis

Program ini langsung mendapat sambutan hangat, khususnya dari warga kurang mampu yang mendambakan pendidikan layak bagi anak-anak mereka.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Arthur Rompis
SEKOLAH RAKYAT - Sekolah Rakyat di Sentra Tumou Tou Manado Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI di Kelurahan Paal IV kota Manado, provinsi Sulawesi Utara, Jumat (18/7/2025) pagi. Para siswa nampak tengah belajar di kelas. Seorang guru mengajar dengan cara interaktif. di Kelurahan Paal IV kota Manado, provinsi Sulut, Jumat (18/7/2025) pagi. Para siswa tengah belajar di kelas. Seorang guru mengajar dengan cara interaktif. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah program pendidikan alternatif bernama Sekolah Rakyat mulai berlaku di Kota Manado, Sulawesi Utara

Sejak pertama kali dimulai pada 14 Juli 2025, program ini langsung mendapat sambutan hangat, khususnya dari warga kurang mampu yang mendambakan pendidikan layak bagi anak-anak mereka.

Pantauan TribunManado.co.id pada Jumat (18/7/2025) pagi, suasana pembelajaran di Sekolah Rakyat yang terletak di Sentra Tumou Tou milik Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Kelurahan Paal IV, tampak hidup dan interaktif.

Para siswa, mengenakan seragam kaus biru langit dan celana panjang biru tua, terlihat antusias mengikuti pelajaran.

Seorang guru memandu kelas dengan gaya yang komunikatif, menyampaikan materi, melontarkan pertanyaan, hingga mengajak murid bernyanyi bersama.

Kepala Sekolah, Fenny M.S. Kilikily, menuturkan bahwa semangat belajar para siswa sangat tinggi.

"Mereka diajar tentang kedisiplinan, cara bersikap dan lainnya dan mereka begitu antusias," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa dua pekan awal difokuskan pada masa pengenalan lingkungan sekolah.

Selama periode tersebut, siswa diperkenalkan dengan pola hidup yang disiplin dan diarahkan untuk meninggalkan kebiasaan lama yang tidak produktif.

Sekolah ini juga menerapkan sistem asrama penuh.

Aktivitas siswa dijadwalkan secara ketat dari pagi hingga malam hari, termasuk larangan membawa telepon seluler.

"Jadwal mereka diatur dari waktu bangun kemudian tidurnya jam 9 malam dan tidak boleh bawa ponsel," jelas Fenny.

Jumlah peserta didik saat ini sebanyak 75 orang, yang dibagi ke dalam tiga kelas masing-masing berisi 25 siswa.

"Setiap kelas muridnya berjumlah 25 orang," tambahnya.

Fenny juga menjelaskan bahwa seluruh siswa berasal dari keluarga miskin yang tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Masyarakat (DTSM) kategori 1 dan 2.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved