Penerimaan Siswa Baru di Manado
Terkait 2 Anak Manado Tak Diterima di Sekolah, Begini Tanggapan Pemerhati Pendidikan Sulut
Ikra sebelumnya sudah mendaftar di SMP Negeri 1 Manado, Sulawesi Utara, sekolah favorit yang menjadi harapan banyak anak di kota ini.
Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - MRJF alias Ikra dan RPM alias Raisa, dua anak kurang mampu penerima PIP dan anak penerima PKH di Manado viral karena diduga tak diterima oleh sekolah yang tempat mereka mendaftar.
Ikra sebelumnya sudah mendaftar di SMP Negeri 1 Manado, Sulawesi Utara, sekolah favorit yang menjadi harapan banyak anak di kota ini.
Namun namanya ditolak oleh sistem yang sudah manjadi aturan baku.
Ibunya berusaha mencarikan alternatif sekolah lain, namun semuanya juga menutup pintu.
Berbeda kisah, namun sama luka, Raisa pun menghadapi ketidakjelasan.
Ia mendaftar di SMPN 1 Manado lewat jalur afirmasi, jalur khusus untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Namun hingga hari pertama sekolah, status pendaftarannya masih "mengusul".
Terkait itu, Pemerhati Pendidikan yang juga Akademisi dari Universitas Negeri Manado (Unima), Dr Meike Imbar angkat bicara.
Meike mengatakan sekolah harus terbuka dalam pengumuman calon peserta didik yang diterima dari jalur afirmasi.
Keterbukaan manajemen sekolah akan membuat kepercayaan publik terhadap sekolah meningkat.
"Pengumuman penerimaan peserta Didik jalur afirmasi harus dilakukan sesuai jadwal penerimaan peserta didik baru," jelas Meike, Senin (14/7/2025).
Menurutnya, perlu ada kejelasan kapan dan darimana orang tua mengetahui nama anak anaknya ditolak oleh sistem.
Mengapa nama sudah ditolak oleh sistem, tetapi di sekolah lain ditolak karena dianggap masih tercatat di sekolah pertama.
"Ini sesuatu yang aneh dengan sistem digital. Perlu ditelusuri oleh pihak berwewenang mengapa demikian, sehingga menyulitkan orang tua untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah yang lain," ungkapnya.
Ia menjelaskan hari pertama sekolah sudah dimulai namun portal penerimaan peserta didik masih status " mengusul " ini tidak benar.
"Semestinya di hari pertama sekolah semua urusan penerimaan peserta didik baru sudah selesai.
Sekolah sudah memperoleh data fiks jumlah peserta didik yang diterima dan bersedia bersekolah di situ," tuturnya.
Kata Meike mengenai isue adanya calo dan uang suap, perlu diperhatikan dan ditelaah serta diteliti kebenaran nya oleh Dinas Pendidikan kota Manado dan pihak berwajib.
Caranya mudah dengan membandingkan kondisi kehidupan oknum-oknum tersebut dengan gaji dan tunjangan serta dana usaha lain yang diterima. Istilahnya pembuktian terbalik.
Kepala Sekolah diharapkan tidak hanya beretorika dalam menanggapi isue negatif tersebut, tetapi juga berani memberikan untuk diperiksa.
"Dinas Pendidikan berkewajiban untuk mencarikan sekolah lain bagi kedua peserta didik tersebut.
Intinya hal ini merupakan tanggungjawab Dinas Pendidikan karena sistem penerimaan Peserta Didik dirancang oleh Dinas Pendidikan bersama sekolah.
Ke depan sistem penerimaan Peserta Didik Baru perlu dievaluasi dan harus terbuka ke publik.
Minimal ada jeda waktu untuk mereka yang tidak diterima di sekolah tertentu untuk mendaftar ulang ke sekolah lain," pungkasnya.
Kabar Terkini 2 Anak di Manado Viral Tak Diterima di Sekolah Manapun, Kini Diundang ke Kantor DPRD |
![]() |
---|
2 Anak yang Tak Dapat Sekolah di Manado Diundang Komisi IV DPRD, Begini Hasilnya |
![]() |
---|
Siswa Baru yang Mendaftar di SMKN Parawista Manado Baru 8 Orang dari Kuota 144 |
![]() |
---|
Kadis Pendidikan Manado Langsung Cek Kasus Viral Dua Siswa Tak Beroleh Sekolah, Ini Temuannya |
![]() |
---|
Tangis 2 Anak Manado di Hari Ulang Tahun Kota: Sudah Pakai Seragam, Tapi Tak Tau Mau Sekolah di Mana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.