PETI di Bolmong
Seorang Penambang Tewas Tertimpa Pohon di PETI Oboy Bolmong
"Ada TNI yang ajak ke tambang. Katanya dari Kodam Manado, mereka yang jaga di lokasi," ungkapnya.
Penulis: Nielton Durado | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.COM, BOLMONG - Aktivitas pertambang emas tanpa izin (PETI) Oboy yang ada di Desa Pusian Barat, Kecamatan Dumoga, Kabupaten Bolmong, Sulawesi Utara, memakan korban.
Kali ini seorang penambang bernama Adri Waluyan warga Ponompian, Kecamatan Dumoga, meninggal dunia saat beraktivitas di PETI Oboy.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribunmanado.com pada Minggu (13/7/2025), korban sempat mendapatkan perawatan intensif usai tertimpa pohon di lokasi PETI Oboy.
Sayangnya, nyawa korban tak tertolong meskipun sempat dilarikan ke rumah sakit.
"Sempat dirawat, tapi Tuhan Yesus berkehendak lain," ujar seorang keluarga bernama Charly.
Tambang Diduga Dilindungi Oknum TNI
Charly mengatakan korban memang seorang penambang sekaligus petani.
Ia diajak oleh anggota TNI dari Kodam XIII/Merdeka untuk menambang di PETI Oboy.
"Ada TNI yang ajak ke tambang. Katanya dari Kodam Manado, mereka yang jaga di lokasi," ungkapnya.
Sementara itu penambang lainnya berinisial SA mengatakan PETI Oboy Bolmong memang banyak dihuni anggota TNI dari Kodam XIII/Merdeka.
"Mereka yang berjaga di sana, padahal ini tambang ilegal," ungkapnya.

Para penambang mengatakan anggota Kodam XIII/Merdeka ini juga sering mengawal alat berat ke lokasi PETI Oboy Bolmong.
"Ada yang antar alat berat, ada pula yang berjaga di lokasi. Pokoknya banyak anggota TNI di PETI Oboy," tegasnya.
Sementara itu Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIII/Merdeka Kolonel Inf Daniel Lalawi mengatakan anggota TNI dilarang berada di lokasi tambang ilegal.
"Yang legal saja susah dapat izinnya, apalagi yang ilegal. Itu dilarang," tegasnya.
Perwira tiga melati ini meminta agar warga melapor ke pihaknya apabila ada oknum Kodam XIII/Merdeka di lokasi pertambangan.
"Silakan laporkan, pasti kami cari tahu dan kalau memang betul, maka ditindak dengan tegas," tegasnya.
Diketahui, kendati sudah ada Operasi penertiban PETI, yang dilakukan oleh jajaran aparat Polda Sulut sepertinya tak membuat para pelaku PETI di lokasi perkebunan Oboy jera.
Buktinya, aktivitas PETI menggunakan alat berat berupa ekskavator di wilayah itu kembali marak.
Menurut informasi yang dihimpun saat ini, ada empat unit alat berat ekskavator milik pelaku PETI yang beroperasi siang malam melakukan aktivitas penggarukan material.
Pelaku PETI tetap terang-terangan melakukan aktivitas, sehingga terkesan kebal hukum.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Tomohon Besok Senin 14 Juli 2025, Info BMKG Semua Wilayah Potensi Hujan Ringan
Baca juga: Terungkap Isi Rekaman CCTV Sebelum Arya Daru Diplomat Ditemukan Tewas, Ada Kejanggalan
Menurut informasi, empat unit ekskavator yang melakukan aktivitas sempat dilingkari garis polisi.
Belakangan perusahan yang melakukan aktivitas tersebut diduga ikut melibat nama salah satu istri pejabat di Kodam XIII/Merdeka.(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.