Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Profil

Sosok Marsdya TNI Mohammad Syafii Kepala Basarnas, Namanya Jadi Sorotan Usai Disebut Lambat Evakuasi

Kepala Basarnas disorot karena dituding lambat dalam melakukan evakuasi terhadap pendaki Brasil, Juliana Marins, yang jatuh di jurang Gunung Rinjani.

Editor: Indry Panigoro
Kolase tni-au.mil.id | Ist
DISOROT: Kolase foto korban yang jatuh di Gunung Rinjani dan Marsdya TNI Mohammad Syafii, Marsdya TNI Mohammad Syafii adalah Kepala Basarnas yang menjadi sorotan usai Basarnas dituding lambat evakuasi pendaki Brazil, Juliana Marins 

Riwayat Jabatan :

  • Komandan Skadron Pendidikan (Danskadik)  102 Lanud Adisutjipto
  • Pabandya Banops Paban II Ops Staf Operasi Angkatan Udara Sopsau (2008)
  • Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Suryadarma (2009)
  • Kepala Dinas Personel (Kadispers) Lanud Adisutjipto (2011)
  • Komandan Lanud Sulaiman (2016)
  • Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Danseskoau) (2017)
  • Kepala Dinas Pendidikan TNI Angkatan Udara (Kadisdikau)  (2022)
  • Kepala Dinas Administrasi Personel Angkatan Udara (Kadisminpersau) (2023)
  • Asisten Personalia (Asper) Kepala Staf TNI AU (2023)
  • Aspers Panglima TNI (2024)
  • Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) (2025)

Basarnas Buka Suara usai Dituding Lambat Evakuasi Juliana Marins

Proses evakuasi terhadap  Juliana Marins (26) pendaki Gunung Rinjani asal Brasil menuai sorotan.

Juliana Marins ternyata masih sempat hidup setelah terjatuh di jurang pada Sabtu pagi (21/6/2025).

Namun, proses penyelamatan dinilai lambat karena berlangsung beberapa hari hingga ditemukan meninggal pada Selasa (24/6/2025).

Kendati upaya evakuasi terganggu karena medan dan cuaca, muncul kritik dan kemarahan publik Brasil dan tanah air karena upaya evakuasi tim SAR dinilai lambat. 

Juliana jatuh pada Sabtu pagi (21/6/2025), saat mendaki bersama lima temannya dan seorang pemandu di jalur curam dekat kawah Rinjani. Jenazahnya berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025).

Beberapa rekaman video dari drone dan kamera pendaki yang beredar di media Brasil menunjukkan bahwa Juliana masih hidup usai terjatuh.

Ia terlihat duduk dan berdiri di atas tanah berwarna abu-abu, jauh di bawah jalur pendakian.

Tim penyelamat sempat mendengar teriakan minta tolong dari korban tak lama setelah insiden.

Namun, upaya penyelamatan gagal dilakukan dalam waktu cepat karena lokasi jatuhnya berada di jurang sedalam 600 meter dengan medan yang sangat ekstrem serta cuaca berkabut tebal.

Pihak keluarga, dalam pernyataan di media sosial, menyatakan duka yang mendalam atas kematian Juliana dan mengungkapkan rasa syukur atas doa dan dukungan publik.

Namun, banyak warganet Brasil menyampaikan kekecewaan mereka terhadap penanganan insiden ini oleh otoritas Indonesia.

Menanggapi kritik tersebut, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsdya TNI Mohammad Syafii membantah tudingan bahwa proses penyelamatan berjalan lambat.

Menurutnya, upaya penyelamatan telah dimulai sejak Sabtu pukul 10.21 WITA, hanya beberapa jam setelah insiden dilaporkan.

"Saya pastikan bahwa kejadian ini sebenarnya direspons sangat cepat oleh berbagai potensi SAR yang ada di wilayah Mataram," ujar Syafii dalam konferensi pers, Selasa (24/6/2025).

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved