Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Emas

Ini Dampak Perang Israel Vs Iran Terhadap Perekonomian Indonesia, Apalagi Jika AS Terlibat

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi memproyeksikan harga emas dunia akan melejit ke 3.500 dolar AS per troy ounce

Editor: Alpen Martinus
Meta AI
PERANG: Ilustrasi perang Israel Vs Iran, pengaruh perang terhadap perekonomian Indonesia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Perang antara Israel dan Iran diperkirakan akan berdampak besar bagi ekonomi dunia.

Apalagi nrencana keterlibatan AS dalam perang tersebut.

Hal tersebut juga bisa berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

Baca juga: Harga Emas Naik Tipis Sabtu 21 Juni 2025, Dijual Segini Per Gram

Termasuk mempengaruhi harga emas, minyak, dan nilai tukar rupiah.

Harga Emas diperkirakan akan naik cukup jauh.

Selain itu harga minyak dunia juga diprediksi akan naik.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi memproyeksikan harga emas dunia akan melejit ke 3.500 dolar AS per troy ounce sebagai dampak serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir Iran, Sabtu malam, 21 Juni 2025.

"Kalau Donald Trump benar-benar kembali akan menyerang Iran, kemungkinan besar harga emas dunia akan kembali naik ke 3.450 dolar AS per troy ounce bahkan bisa mencapai level 3.500," ujar Ibrahim kepada wartawan, Minggu (22/6/2025).

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan mengalami pelemahan, meski tidak terlalu signifikan.

"Kemungkinan besar hanya 100 poin," sebutnya.

Namun, yang menjadi perhatian utama adalah potensi kenaikan harga minyak mentah dunia.

Apabila Iran melakukan blokade terhadap Selat Hormuz, jalur transportasi penting yang dilalui oleh 22 persen distribusi minyak dunia, maka dampaknya bisa sangat besar.

"Jika Selat Hormuz diblokade, harga minyak dunia pasti akan naik. Dan ini tentu berdampak langsung terhadap harga BBM di Indonesia," katanya.

Kondisi ini bisa menjadi pukulan berat bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Indonesia yang masih mengimpor minyak mentah sekitar 1 juta barel per hari akan terkena dampak langsung jika harga minyak terus melonjak, apalagi ditambah tekanan pelemahan Rupiah.

 "APBN kita bisa membengkak. Ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah," tegasnya.

Dia menilai saat ini adalah waktu yang tepat bagi pemerintah untuk segera melakukan diversifikasi energi.

"Kita punya CPO yang cukup banyak. Sudah saatnya beralih ke biopool. Kita belum tahu sampai kapan perang ini akan berlangsung,” ujarnya.

Dengan keterlibatan Amerika di Timur Tengah, perang diyakini akan semakin dahsyat dan berlarut-larut.

Pemerintah Indonesia diminta segera mengambil langkah antisipatif sebelum dampaknya semakin besar terhadap ekonomi nasional.

Keterlibatan AS di konflik perang Iran-Israel dikhawatirkan akan memicu ketegangan lebih luas dan memancing negara-negara lain seperti Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara ikut terlibat dalam pusaran konflik.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved