Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Berawal dari Kopi, Inilah Sejarah Terbentuknya Komunitas Suku Jawa di Timur Bolaang Mongondow Sulut

Sejarah terbentuknya komunitas Etnis Jawa di Bolaang Mongondow Timur Sulawesi Utara berawal sejak era Kolonial Belanda. 

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
Facebook Pemkab Boltim
FESTIVAL - Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Oskar Manoppo didampingi Ketua TP-PKK Boltim Rosita Manoppo-Pobela, bersama Wakil Bupati Argo V Sumaiku didampingi Sekretaris TP-PKK Ny. Lucia K. Sumaiku-Mokoginta, menghadiri acara puncak Java Culture Festival (JCF) Tahun 2025 di Lapangan Arjuna Purworejo Timur. Sabtu, 24 Mei 2025. Setiap tahun Boltim rutin menggelar Festival Budaya Jawa. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bumi Totabuan, atau Bolaang Mongondow Raya (BMR), Provinsi Sulawesi Utara, adalah rumah bagi beragam etnis. 

Di wilayah yang kini terbagi dalam 4 Kabupaten dan 1 Kota ini, kita bisa melihat kebhinekaan Indonesia mewujud nyata. 

Khusus di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur misalnya, di sini selain dihuni oleh mayoritas etnis tempatan yakni Mongondow, ada juga etnis Minahasa, Sanger, hingga komunitas etnis Jawa.

Kali ini kita akan membahas sejarah terbentuknya Komunitas Suku Jawa di Timur Bolaang Mongondow. 

Sejarah

Jaranan saat Java Culture Festival Volume II di Lapangan Arjuna Desa Purworejo, Modayag, Boltim, Sulawesi Utara, Minggu (5/6/2023).
Jaranan saat Java Culture Festival Volume II di Lapangan Arjuna Desa Purworejo, Modayag, Boltim, Sulawesi Utara, Minggu (5/6/2023). (Tribunmanado.co.id/HO)

Sejarah terbentuknya komunitas Etnis Jawa di Bolaang Mongondow Timur berawal sejak era Kolonial Belanda. 

Kala itu, orang-orang Jawa direkrut untuk menjadi buruh kopi di wilayah timur Bolaang Mongondow sekitar tahun 1909 hingga tahun 1928. 

Waktu itu, Bolaang Mongondow masih merupakan sebuah negeri dengan corak Monarki yang dikenal dengan Kerajaan Bolaang Mongondow.

Setelah perusahaan kopi milik Belanda bangkrut, etnis Jawa ini kemudian memilih menetap di Bolaang Mongondow. 

Mereka kemudian mendirikan desa Pertama yaitu Desa Purworejo

Pasca revolusi kemerdekaan Republik Indonesia, masyarakat Jawa di Boltim semakin berkembang pesat.

Reog Ponorogo saat Java Culture Festival Volume II di Lapangan Arjuna Desa Purworejo, Modayag, Boltim, Sulawesi Utara, Minggu (5/6/2023).
Reog Ponorogo saat Java Culture Festival Volume II di Lapangan Arjuna Desa Purworejo, Modayag, Boltim, Sulawesi Utara, Minggu (5/6/2023). (Tribunmanado.co.id/HO)

Hingga pada tahun 1954 Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (sebelum mekar menjadi 4 kabupaten dan 1 kota) meresmikan Desa Purworejo.

Dipilihnya nama Purworejo bukan tanpa alasan. 

Nama ini mengandung makna filosifis yang mendalam. 

Purworejo berasal dari bahasa jawa yang terdiri dari dua kata yakni, Purwo yang artinya awal mula dan Rejo yang artinya makmur. 

Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Purworejo artinya: awal desa yang makmur. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved