Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cuaca Ekstrem

Cuaca Ekstrem di Sulut: Banjir Kepung Sangihe, Kapal Tak Bisa Sandar di Pelabuhan Tagulandang Sitaro

Dampak cuaca ekstrem, Banjir Kepung Sangihe hingga Kapal Tak Bisa Sandar di Pelabuhan Tagulandang Sitaro.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Gryfid Talumedun
Kolase Tribun Manado
CUACA BURUK - Dampak cuaca ekstrem, Banjir Kepung Sangihe hingga Kapal Tak Bisa Sandar di Pelabuhan Tagulandang Sitaro. Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sulawesi Utara dalam beberapa hari terakhir mulai menunjukkan dampak serius di berbagai sektor. 

Saat ini kami juga tengah membersihkan drainase dan membuka akses jalan yang tertutup material longsor,” jelas Wandu.

Ia mengingatkan bahwa curah hujan masih sangat tinggi, dan masyarakat diminta tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan maupun longsor.

“Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai harus siaga. Kalau air terus naik, segera mengungsi.

Untuk sementara, kami juga minta masyarakat tidak bepergian ke luar Tahuna karena potensi longsor di perbukitan sangat tinggi,” tegasnya.

Tim BPBD bersama relawan dan aparat desa terus bersiaga di lapangan, memantau perkembangan situasi sembari mengupayakan penyaluran bantuan bagi warga terdampak.

Kapal Tak Bisa Sandar di Pelabuhan Tagulandang Sitaro

Cuaca ekstrem berdampak juga terhadap aktivitas kapal di pelabuhan di Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, Rabu 23 April 2025.

Satu di antaranya, penumpang sangat kesulitan saat naik kapal. 

Akibat cuaca ekstrem menyebabkan kapal tidak bisa berlabuh di Pelabuhan Tagulandang.

Kapal terpaksa terapung di tengah laut untuk menunggu penumpang yang akan naik.

Sehingga ini memaksa warga untuk menggunakan perahu menuju kapal yang berlabuh di bawah tengah laut di bawah kaki Gunung Ruang.

Pantauan Tribunmanado.co.id pada Rabu (23/04/2025), salah satu warga, Rian menjelaskan bahwa kapal tidak sandar di Pelabuhan Tagulandang lantaran adanya faktor cuaca buruk, mengakibatkan kapal kesulitan untuk sandar.

"Kapal berlindung di bawah kaki Gunung Ruang dan harus menunggu perahu akan mengangkut penumpang turun dan penumpang yang akan berangkat," ujar Rian.

Warga membayar biaya transportasi untuk mengantar ke kapal Rp30 ribu per orang.

Namun, Rian mengungkapkan bahwa situasi ini sangat berisiko apalagi situasi yang sangat gelap dan terombang ambing di perahu.

"Kami berharap kiranya ada solusi dari Pemerintah agar kapal tetap bisa sandar di pelabuhan walaupun cuaca buruk, karena naik perahu di malam hari sangat berisiko," katanya.

Waspada Cuaca Ekstrem 24 hingga 27 April 2025

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved