Kasus Kematian Sekdes
Kasus Kematian Mantan Sekdes Tawaang Berlanjut ke Polda Sulut, Keluarga Belum Terima Hasil Autopsi
Kemudian adanya bekas gigitan serangga di bagian kelamin korban dan tubuh dengan kondisi yang lemas.
Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kasus kematian mantan Sekertaris Desa (Sekdes) Desa Tawaang berinisial MS yang ditangani Reskrim Polres Minsel berlabuh ke Polda Sulawesi Utara (Sulut).
Kasus ini sempat menghebohkan warga Kecamatan Tenga.
Pasalnya, korban ditemukan sudah tidak bernyawa diduga gantung diri.
Sebelumnya, kasus ini ditangani Reskrim Polres Minsel pada Senin (17/4/2025).
Penyidik Reskrim Polres Minsel telah membacakan hasil autopsi.
Di depan keluarga korban, hasil autopsi dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Manado dibacakan dan tidak ditemukan adanya dugaan kekerasaan di tubuh korban.
Adapun hasil autopsi yang dibacakan menyatakan bahwa dari tubuh korban ditemukan adanya bekas benturan benda tumpul di bagian pinggang dan perut korban.
Kemudian adanya bekas gigitan serangga di bagian kelamin korban dan tubuh dengan kondisi yang lemas.
Sesuai dengan hasil autopsi tersebut, korban dinyatakan meninggal karena bunuh diri.
Tak terima dengan hasil penyelidikan Reskrim Polres Minsel atas kasus ini, pihak keluarga korban didampingi kuasa hukum kemudian mendatangi Mapolda Sulut, guna mengajukan pengaduan masyarakat (Dumas).
"Tadi saya mendampingi klien saya, yaitu keluarga almarhum MS mendatangi Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulut di bagian pengawasan dan penyelidikan untuk melaporkan Dumas terkait penanganan Reskrim Polres Minsel atas kasus kematian keluarga klien saya," kata Kuasa Hukum Keluarga MS Jelvitson S. Budiman saat diwawancarai, Kamis (10/4/2025).
Keluarga menuding pihak Reskrim Polres Minsel tidak menjalankan penyelidikan dan penyidikan sesuai prosedur yang berlaku.
"Tentu klien kami keberatan, rangkaian penyelidikan dan penyidikan kepolisian tidak jalan. Baik tidak adanya BAP, tidak dilakukannya pemanggilan terhadap saksi-saksi, serta tidak dipasang garis polisi di TKP. Ini kan prosedur yang sebenarnya harus dilakukan oleh penyidik," ujarnya.
Sebelum diautopsi, jasad korban juga sempat divisum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teep, Kabupaten Minsel.
"Tanggal 19 Januari sekitar pukul 17.00 Wita, korban ditemukan di dapur rumahnya dengan terikat tali rafia dan kondisi kaki menyentuh tanah. Sementara di celana korban ditemukan darah yg mengalir ke kaki sampai ke tanah. Hal ini yang menjadi kecurigaan keluarga bahwa korban tidak bunuh diri namun dugaan dibunuh," terangnya.

"Sebelum autopsi, kami telah ajukan visum dan hasil visum kemudian disampaikan oleh dokter di RSUD Teep, bahwa luka di kelamin korban adalah luka dari gigitan manusia. Sayangnya polisi seakan tidak mengusut tuntas kasus ini," tambahnya.
Kasat Reskrim Polres Minsel AKP Ahmad AA Pratama pun angkat bicara terkait aduan keluarga ke Polda Sulut.
Baginya, masyarakat punya hak untuk menilai serta melaporkan kinerja kepolisian jika dianggap tidak sesuai dengan aturan.
"Kami terbuka untuk masyarakat, kami siap dikritik apabila menurut pelapor proses hukum yang dilaksanakan oleh kami dirasa tidak maksimal. Yang pasti, kami telah menjalankannya sesuai prosedur," pungkasnya.
Diketahui kasus ini viral pada Januari 2025.
Namun, hasil autopsinya baru dibacakan dua bulan kemudian.
"Dari hasil autopsi yang keluar, bahwa sesuai dengan hasil ahli forensik, korban meninggal karena lemas akibat gantung diri," jelas Ahmad, Rabu (19/3/2025).
Pendarahan di alat vital korban disebut akibat gigitan serangga.
Dari temuan pihak kepolisian, jasad pria 30-an tahun tersebut mengalami luka di leher yang kemudian diketahui akibat dari tali yang digunakannya.
Kemudian, terdapat luka di bagian alat vital korban menyerupai luka gigitan.
Namun, pihak keluarga korban belum menerima hasil autopsi.
Pihak kelurga bersikeras bahwa MS meninggal karena adanya dugaan penganiayaan.
Pengingat
Berita ini tidak atau bukan ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa.
Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu.
Baca juga: Lirik Lagu Tuhan Engkau Baik - Eldhy Victor
Baca juga: Kadis Pariwisata Manado Esther Mamangkey Dampingi Gubernur Sulut Ketemu Menteri
Anda bisa menghubungi psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental setempat.
Bisa juga Anda berkonsultasi ke Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. VL. Ratumbuysang di Manado, Sulawesi Utara.(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Perbedaan Hasil Medis Jadi Sorotan, Polisi Dalami Kasus Kematian Eks Sekdes Tawaang Minsel |
![]() |
---|
Penyebab Kematian Mantan Sekdes Tawaang Masih Misteri, Keluarga Yakin MS Dibunuh |
![]() |
---|
Polisi dan Keluarga Ungkap Bukti Baru dalam Kasus Kematian Mantan Sekdes Tawaang Minsel |
![]() |
---|
Kasus Kematian Mantan Sekdes Tawaang Minsel Kembali Dibuka, Segara Gelar Perkara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.