Opini
Joey Pelupessy
Joey bukan kubah, dinding berlapis granit, atau lantai marmer. Tapi hanya batu penjuru, makanya ia tak nampak.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Joey bukan kubah, dinding berlapis granit, atau lantai marmer.
Tapi hanya batu penjuru, makanya ia tak nampak.
Tapi batu itu adalah titik awal yang menyatukan berbagai tembok sekaligus titik pusat penentu seluruh struktur bangunan.
Di lapangan Joey seolah tak ada, tapi hadirnya terasa di mana-mana.
Joey tak banyak pegang bola.
Tapi posisinya selalu menentukan untuk tim.
Baca juga: Lirik Lagu Timur Andalan - Dj Qhelfin, Su Terlalu Manis Sio Tarada Lawan
Baca juga: Lantik Johny Suak Jadi Kaban Kesbangpol Sulawesi Utara, Ini Pesan Gubernur YSK
Yang tidak tampak dalam kamera adalah Joey senantiasa menggerakkan kepalanya untuk scanning.
Efisiensi gerak tapi efektif dari Joey menciptakan kohesi antara lini belakang dan tengah.
Fungsi ini yang tak jalan saat Australia hingga Indonesia dipermak 5-1.
Tak hanya aspek fisik, Joey juga menunjukkan nasionalisme yang kuat.
Ia berani beradu dengan lawan dan selalu unggul dalam duel.
Kisah indah Joey diawali keraguan.
Sewaktu disebut akan menjalani naturalisasi, banyak yang mengangap remeh.
Ia dianggap sudah kedaluwarsa, bukan grade A pula.
Kemunculannya sungguh jauh dari glamor.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.