Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

DKP Sulut Tanam 50 Ribu Anak Mangrove di Likupang, Dukung Program Pemberdayaan Perempuan Pesisir

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara (DKP Sulut), mendukung Yayasan Care Peduli dan Yayasan Bumi Tangguh

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
Dok.DKP
MANGROVE - Penanaman bibit mangrove oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Utara, Tinneke Adam dan jajaran dalam rangka program Care Indonesia dan Bumi Tangguh demi pemberdayaan perempuan pesisir di Desa Palaes, Likupang, Minahasa Utara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara (DKP Sulut), mendukung Yayasan Care Peduli dan Yayasan Bumi Tangguh.

DKP Sulut mendukung implementasi program pemberdayaan perempuan dan perlindungan ekosistem mangrove melalui penanaman 50 ribu bibit mangrove di Desa Palaes, Desa Serawet, Kecamatan Likupang Barat, dan Desa Minaesa, Kecamatan Wori.

Peluncuran program pemberdayaan perempuan dan perlindungan ekosistem mangrove, dilaksanakan di Desa Palaes, Likupang Minahasa Utara. 

Kepala DKP Sulut, Tianneke Adam, menjelaskan bahwa peluncuran program pemberdayaan perempuan pesisir dan restorasi mangrove sejalan dengan upaya pencapaian target penambahan kawasan konservasi perairan baru seluas 326.000 hektar di tahun 2025.

“Hutan mangrove di Palaes, Serawet, dan Minaesa, menjadi kawasan krusial di Sulawesi Utara,” ujar Tianneke, Jumat (21/3/2025). 

Menurut dia, fungsi penting hutan mangrove tidak hanya sebagai rumah biota yang tinggal di dalamnya, namun juga bagi masyarakat sekitar. 

“Kehadiran hutan mangrove sebagai pelindung dari ancaman krisis iklim serta sebagai sumber pendapatan keluarga,” ungkapnya.

Tianneke bilang, upaya perlindungan ekosistem penting untuk dibarengi dengan pemberdayaan masyarakatnya termasuk para nelayan perempuan. 

Pemberdayaan dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penambahan sumber pendapatan alternatif dan pengelolaan keuangan.

Rangkaian pemberdayaan ini dapat berdampak langsung ke masyarakat guna penguatan peran perempuan pesisir dalam menjaga ekosistem mangrove

"Dengan menjaga ekosistem mangrove, masyarakat termasuk nelayan perempuan dapat menambah penghasilan keluarga,” paparnya.

Ia memastikan, akan memantau dan mengevaluasi program pembinaan yang dilakukan CARE Indonesia dan Yayasan Bumi Tangguh ini untuk keberlanjutannya. 

“Ini bisa jadi contoh pembelajaran bagi desa lainnya jika mereka menjaga ekosistem pesisir laut mereka tetap lestari,” jelasnya.

CEO CARE Indonesia, Abdul Wahid Situmorang, mengatakan keutamaan program ini adalah melibatkan dan melakukan pemberdayaan pada perempuan pesisir, termasuk nelayan perempuan sehingga meningkatkan perannya dalam menjaga mangrove

Menurutnya, pemanfaatan dan perlidungan hutan mangrove sudah menjadi kearifan lokal yang dilakukan masyarakat setempat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved