Nasib Puluhan Warga Sulut di Kamboja, Telantar di KBRI Tanpa Kepastian Pulang

TRIBUNMANADO.COM - Puluhan warga Sulawesi Utara (Sulut) masih terjebak di Kamboja setelah menjadi korban penipuan oleh perusahaan online scam.

Kini, ada sekitar 24 warga yang dikabarkan telantar di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kamboja.

Mereka terpaksa tidur di luar gedung dan mengandalkan uang kiriman keluarga untuk bertahan hidup.

Relawan Kemanusiaan Kamboja, Christie Saerang, yang setiap hari berkomunikasi dengan para korban, menyampaikan bahwa belum ada bantuan untuk memulangkan mereka.

Sementara itu, pemerintah Sulawesi Utara (Sulut) hingga kini belum memberikan keterangan resmi terkait nasib mereka.

"Para korban sudah berbulan-bulan menunggu kepastian untuk pulang. Tetapi sampai sekarang belum ada bantuan dari pemerintah," ujar Relawan Kemanusiaan Kamboja, Christie Saerang, Selasa (11/3/2025).

Saerang kini membuka donasi Mapalus untuk membantu memulangkan para korban.

"Saatnya rakyat bantu rakyat, mari kita bantu sebagai sesama atas dasar kemanusiaan. Mari torang Mapalus untuk memulangkan mereka dari Kamboja agar bisa bertemu dengan pihak keluarga," ujar Christie.

Donasi dibuka melalui rekening BCA 5533015947 a/n Christie Marissa Saerang.

"Mewakili pihak keluarga sebelumnya sangat berterima kasih kepada semua bapak-ibu yang sudah membantu. Semoga kita sehat-sehat dan dilancarkan dalam segala usaha," pungkasnya.

Diketahui, para korban awalnya direkrut oleh agen-agen di Sulut.

Mereka dijanjikan pekerjaan sebagai admin dan client service, dengan gaji besar.

Namun, setibanya di Kamboja, mereka dipaksa untuk melakukan penipuan online.

Selain tak digaji, para korban juga sering mendapat kekerasan.

Mereka dipukul dan disetrum oleh pihak perusahaan jika menolak untuk mengikuti perintah.

Akibat tidak tahan dengan kondisi tersebut, banyak dari mereka yang melarikan diri dari perusahaan dan terdampar di depan KBRI Kamboja.

Waspada! Iming-Iming Gaji Fantastis, Warga Sulut Terjebak Perusahaan Online Scam di Kamboja

Modus penipuan dengan iming-iming gaji besar menjerat sejumlah warga Sulut.

Sejumlah agen perusahaan online scam di Poipet, Kamboja, diduga aktif merekrut pekerja dari daerah ini untuk dipekerjakan di perusahaan ilegal.

Para agen bertugas mengurus seluruh keperluan perjalanan ke Kamboja, termasuk paspor dan tiket pesawat, sehingga calon pekerja tergiur dengan proses yang mudah dan cepat.

Namun, setelah tiba di Kamboja, kenyataan pahit pun terungkap.

Kini, sejumlah warga Sulut masih tertahan di KBRI Kamboja tanpa kepastian kapan bisa kembali ke tanah air.

Salah satu korban, SW, mengungkapkan bagaimana dirinya tertipu oleh janji manis agen.

"Agen tidak pernah menjelaskan secara detail pekerjaan yang akan diberikan. Mereka hanya bilang gajinya besar, pekerjaannya hanya di depan komputer, dan semuanya diurus dengan cepat," kata SW, Senin (3/3/2025).

Namun, setelah sampai di Kamboja, para pekerja baru menyadari bahwa semua janji itu palsu.

"Semua tidak benar, janji palsu. Kalau benar, kami tidak akan lari dari perusahaan," ujarnya.

SW juga memperingatkan warga Sulut agar tidak mudah tergiur dengan tawaran bekerja di luar negeri, terutama ke Kamboja.

"Jadi saya hanya ingin mengingatkan saudara-saudara, hati-hati kalau ada yang menawarkan pekerjaan ke Kamboja. Kami di sini menderita. Mau keluar dari perusahaan saja sulit, bahkan sampai saat ini belum ada kepastian untuk pulang," pungkasnya.

Kasus ini menambah daftar panjang korban penipuan berkedok lowongan kerja luar negeri.

Masyarakat diminta lebih waspada dan selalu memastikan legalitas perusahaan sebelum menerima tawaran pekerjaan. (*)