Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bitung Sulawesi Utara

Alat Tua, Layanan Bongkar Muat di Pelabuhan Petikemas Bitung Menurun, Perusahaan Pelayaran Merugi

Perusahaan pelayanan, forwarder dan perdagangan terkait mengeluhkan terjadinya penurunan kualitas layanan atau kinerja bongkar muat petikemas

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
Fernando Lumowa/Tribun Manado
LAYANAN PETIKEMAS - Pelabuhan Petikemas Bitung. Pelaku usaha pelayaran, forwarder dan usaha terkait mengeluhkan penurunan kualitas layanan di terminal petikemas. 

TRIBUNMANADO.COM - Perusahaan pelayaran, forwarder dan perdagangan terkait mengeluhkan terjadinya penurunan kualitas layanan atau kinerja bongkar muat petikemas di beberapa pelabuhan utama Indonesia. 

Penurunan kualitas layanan ini berdampak langsung pada bertambahnya masa tunggu kapal untuk berlabuh lebih lama. 

Efek lanjutannya, bongkar muat kapal juga terlambat, molor satu hingga dua hari dari jadwal. 
 
Demikian juga, kapal terlambat kembali ke asal atau melanjutkan ke tujuan berikutnya. 

Menjelang Lebaran 1446 Hijriah yang jadi peak season logistik, kondisi ini dikhawatirkan memuncak dan menimbulkan shortage container yang merugikan banyak pihak. 

Direktur Namarin Institute, Siswanto Rusdi mengungkapkan, masalah utamanya adalah peralatan bongkar muat yang sudah tua dan seringkali rusak. 

Jumlah crane juga belum sesuai kebutuhan, sehingga kapasitas bongkar muatnya rendah. 

"Kondisi ini terjadi di terminal-terminal petikemas sibuk seperti Bitung, Semarang, Makassar dan Banjarmasin,” ungkap Siswanto kepada Tribunmanado.com, Rabu (12/3/2025). 

Siswanto menjelaskan, sebagai lembaga kajian di industri pelayaran nasional, Namarin menerima keluhan dari beberapa perusahaan pelayaran dan forwader di daerah kepada pengelola Terminal Petikemas Pelindo.

Sepertinya keluhan tersebut belum mendapatkan respon yang cukup. Indikasinya, antrean tunggu berlabuh tetap panjang.

Pengguna jasa baik perusahaan pelayaran, forwading dan para pedagang di daerah harus menanggung potensi biaya operasional yang membengkak.

Siswanto menegaskan, keluhan terbanyak saat ini berkaitan dengan layanan yang lambat dan kapal mesti antre lebih lama walaupun sudah sampai di pelabuhan. 

Apalagi saat ini kapal butuh layanan cepat untuk mendukung kegiatan logistik selama Ramadan dan Lebaran yang selalu meningkat tajam.

Pengusaha menilai layanan di Terminal Petikemas Pelindo tidak sesuai dengan investasi besar yang telah dilakukan untuk membenahi dan menaikkan kapasitas serta kualitas layanan bongkar muat

"Pelindo harus berani melakukan evaluasi dan mengaudit kinerja setiap pelabuhan, khususnya kepada vendor-vendor terminal petikemas yang memang tidak layak,” ujarnya. 

Alat tua dan SDM Terbatas

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved