Aktivitas PETI di Buyat Sulawesi Utara Dikeluhkan, Warga Minta Polres Boltim Tak Hanya Diam

TRIBUNMANADO.CO.ID, TUTUYAN -- Pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang dilakukan pengusaha tambang ilegal di Desa Buyat, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Boltim, Sulawesi Utara (Sulut), diminta untuk ditertibkan. 

Pasalnya, PETI tersebut menghadirkan sejumlah alat berat yang bakal merusak lingkungan. 

Dari informasi yang dirangkum Tribunmanado.co.id, PETI ini dikelola oleh dua pengusaha

Menurut beberapa warga, PETI tersebut beroperasi tanpa izin dari Kementrian Pertambangan Republik Indonesia (RI).

Dari aktivitas itu, lokasi yang tadinya merupakan lahan perkebunan masyarakat kini berubah menjadi lokasi tambang.

“Yang pasti untuk aktivitas pertambangan ini sementara berjalan," ujar salah satu pekerja tambang saat ditemui, Rabu 8 Januari 2025. 

"Tidak ada perintah untuk pemberhentian, jadi kami terus bekerja sebagaimana perintah bos,” ucapnya. 

Menurutnya, lokasi tersebut sedianya sudah berjalan kurang lebih satu tahun tanpa adanya penindakan hukum.

Baik dari pihak kepolisian maupun pihak Pemda. 

“Kalau saya kerja sudah lama. Untuk lokasi ini diperkirakan sudah jalan selama kurang lebih satu tahun," ungkapnya. 

"Sejauh ini belum ada pihak kepolisian atau pihak pemerintah yang datang di lokasi ini,” tambahnya.

Terpisah, Teddy salah satu warga mengeluhkan aktivitas PETI tersebut.

Ia mengatakan aktivitas PETI merusak hutan dan perkebunan miliknya. 

"Harapannya bisa ditertibkan. Karena ini sudah merusak lingkungan," tegas dia. 

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Boltim meminta agar warga membuat laporan resmi kalau ada pengrusakan hutan atau kebun.

"Silahkan laporkan saja. Kami pasti akan tindaklanjuti," tegasnya. (Nie)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>