Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Warga Minut Tewas di Kamboja

Daftar Nama 31 WNI Asal Sulut Diduga Pernah Disekap di Kamboja, Diancam Disetrum dan Dicabut Ginjal

Beredar kabar via Instagram diduga sebanyak 31 WNI asal Sulawesi Utara alami Tindak Pidana Perdagangan Orang di Kamboja.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
Istimewa/IG:manadoinsight
Viral 31 WNI Asal Sulawesi Utara Diduga Disekap di Kamboja, Tak Diberi Makan dan Diancam Disetrum 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kamboja kembali jadi perbincangan warga Sulawesi Utara ( Sulut ).

itu setelah seorang WNI asal Sulut bernama Marco Tirayoh ditemukan tewas di jalan di Kamboja.

Marco Tirayoh adalah warga Airmadidi, Minahasa Utara ( Minut ).

Tewasnya Marco Tirayoh menghebohkan jagat maya Sulawesi Utara.

Pengguna Facebook bernama Antonius Junior membagikan info duka ini di medsos dan menjadi viral.

Dari unggahannya itu terlihat ada KTP atas nama Marco Tirayoh.

foto Marco Tirayoh semasa hidup dan saat ditemukan tewas di Kamboja
foto Marco Tirayoh semasa hidup dan saat ditemukan tewas di Kamboja (Facebook/Marco Tirayoh)

"Syalom selamat malam ibu Hillary Brigitta Lasut Hillary Brigitta.
Mohon tolong akang ksiang trg pe sudara beritanya di temukan meninggl dunia di kamboja setelah memberi kabar pda keluarga mau pulang tahun baru kemaren . beritanya di temukan meninggal di jalan di trotoar pasar di sebuah daerah di kamboja . Dan dari pihak sana meminta sejumblah uang yg besar for trg kluarga yg trg nd mampu untuk kase itu, jadi minta tolong ibu HILLARY untuk mohon bantuannya for mo memulangkan trg pe sdra yg so tidak bernyawa ksiang di luar sana," tulis Antonius Junior.

Keluarga Marco Gerson Tirajoh, WNI yang tewas di Kamboja, berharap jenazah almarhum bisa dipulangkan di Indonesia.

"Kami sangat berharap, pemerintah dan pihak terkait bisa memfasilitasi kepulangan jenazah adik kami ke Indonesia," kata Lydia, kakak dari Marco di rumah keluarga di Kelurahan Airmadidi Bawah, Minut, Sulawesi Utara ( Sulut ) Jumat (3/1/2025).

Lydia mengaku tak lagi ingin menyoalkan penyebab kematian adiknya.

Yang mereka inginkan adalah jenazah bisa dipulangkan ke Indonesia untuk dimakamkan di Airmadidi.

Ungkap Lydia, komunikasi terakhir dengan Marco terjadi pada 31 Desember 2024 malam.

Kala itu Marco saling telpon dengan ibunya.

"Waktu itu Marco katakan Ma ta somo pulang," kata dia.

Menurut dia, Marco sudah kurang lebih setahun bekerja di Kamboja.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved